TEMPO Interaktif, Jakarta - Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Karangmenjangan, Surabaya kembali kedatangan empat pasien suspek flu babi H1N1. "Dengan adanya empat pasien ini, kami sekarang merawat tujuh orang suspek yang kita rawat," kata Juru Biacara RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo SpB(K), Rabu (22/7).
Ke-empat pasien baru tersebut menurut Urip terpaksa dibawa ke RSUD Dr Soetomo hari ini (22/7) karena menderita panas tinggi setiba dari kunjungan luar negeri. Hanya saja, dengan alasan kode etik kedokteran, Urip enggan merinci nama ke-empat pasien tersebut.
Yang pasti, ke-empat orang ini satu diantaranya adalah Warga Negara Cina. "Pokoknya kami sekarang merawat tujuh orang, terdiri empat anak-anak, dan tiga dewasa satu warga Cina," tutur Urip yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Dr Soetomo ini.
Ke-tujuh pasien ini selanjutnya dirawat di ruang anastesiologi dan reanimasi RSUD Dr Soetomo Surabaya sambil menjalani terapi dan pengobatan dengan pemberian tamiflu secara teratur.
Masih menurut Urip, meski kondisi disaat masuk rumah sakit mengalami panas tinggi, namun setelah dilakukan pengobatan dengan pemberian tamiflu kondisi ke-tujuh orang saat ini sudah mulai membaik. Bahkan panas tinggi ke-tujuh orang ini juga mulai menurun.
Meski begitu, sesuai standart penanganan flu babi, ke-tujuh orang ini minimal harus menjalani perawatan selama lima hari dengan dua kali tes. "Tes pertama dilakukan ketika masuk, dan tes kedua empat hari setelah masuk rumah sakit," terang Urip. Urip sendiri menjamin, selama ini ketersediaan tamiflu di rumah sakit masih sangat mencukupi untuk penanganan flu babi.
Sementara itu, dengan bertambahnya jumlah suspect flu babi ini, RSUD Dr Soetomo sejak merebaknya kasus flu babi setidaknya telah merawat 21 pasien. "Dari jumlah ini, hanya tiga yang positif, itupun sudah sembuh dan sekarang sudah kita perbolehkan pulang," terang Urip.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Ke-empat pasien baru tersebut menurut Urip terpaksa dibawa ke RSUD Dr Soetomo hari ini (22/7) karena menderita panas tinggi setiba dari kunjungan luar negeri. Hanya saja, dengan alasan kode etik kedokteran, Urip enggan merinci nama ke-empat pasien tersebut.
Yang pasti, ke-empat orang ini satu diantaranya adalah Warga Negara Cina. "Pokoknya kami sekarang merawat tujuh orang, terdiri empat anak-anak, dan tiga dewasa satu warga Cina," tutur Urip yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Dr Soetomo ini.
Ke-tujuh pasien ini selanjutnya dirawat di ruang anastesiologi dan reanimasi RSUD Dr Soetomo Surabaya sambil menjalani terapi dan pengobatan dengan pemberian tamiflu secara teratur.
Masih menurut Urip, meski kondisi disaat masuk rumah sakit mengalami panas tinggi, namun setelah dilakukan pengobatan dengan pemberian tamiflu kondisi ke-tujuh orang saat ini sudah mulai membaik. Bahkan panas tinggi ke-tujuh orang ini juga mulai menurun.
Meski begitu, sesuai standart penanganan flu babi, ke-tujuh orang ini minimal harus menjalani perawatan selama lima hari dengan dua kali tes. "Tes pertama dilakukan ketika masuk, dan tes kedua empat hari setelah masuk rumah sakit," terang Urip. Urip sendiri menjamin, selama ini ketersediaan tamiflu di rumah sakit masih sangat mencukupi untuk penanganan flu babi.
Sementara itu, dengan bertambahnya jumlah suspect flu babi ini, RSUD Dr Soetomo sejak merebaknya kasus flu babi setidaknya telah merawat 21 pasien. "Dari jumlah ini, hanya tiga yang positif, itupun sudah sembuh dan sekarang sudah kita perbolehkan pulang," terang Urip.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
