TEMPO Interaktif, Malang: Kerugian akibat pencurian ikan oleh kapal nelayan asing di wilayah Indonesia mencapai Rp 18 triliun setahun dalam 2 tahun terakhir ini. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri nilai kerugian sudah menurun sejak ada Departemen Kelautan dan Perikanan."Sebelum ada Departemen Kelautan dan Perikanan kerugian mencapai US$ 4 miliar dalam setahun," kata Rokhmin saat memberi kata sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan SMK Kelautan dan Perikanan di Turen, Kabupaten Malang, Minggu (29/9). Menurut Rokhmin, jumlah kapal asing yang beroperasi juga menurun drastis. Sebelumnya, kapal asing mencapai 5.500 buah, namun sekarang tinggal 1.000 buah. "Penurunan ini berkat kerja keras TNI-AL dan Polri," ujarnya. Rokhmin menegaskan bahwa kerja sama antara Departemen Kelautan dan Perikanan, TNI-AL dan Polri banyak mendapatkan hasil. Pemerintah Indonesia hingga Agustus 2003 berhasil menangkap 118 kapal nelayan asing yang sedang mencuri ikan di perairan Indonesia. Nelayan asing itu sebagian besar berasal dari Thailand dan tertangkap di perairan Laut Arafuru, Laut China Selatan, dan di perairan laut wilayah utara Kaltim. "Para nelayan asing yang tertangkap itu diproses secara hukum," ujarnya.Penghasilan negara dari sektor kelautan, kata Rokhmin, sejak dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan beberapa tahun lalu sudah mencapai Rp 300 miliar. "Sebelumnya tidak ada kontribusi yang berarti. Jumlah itu akan kita tingkatkan terus," ujarnya. Rokhmin mengaku menemui banyak kendala untuk meningkatkan pembangunan di sektor kelautan, antara lain karena rendahnya tingkat pendidikan nelayan dan rendahnya teknologi yang dipakai. Dari sekitar 4 juta nelayan Indonesia, 79 persen buta huruf dan tidak lulus SD. Sedangkan rendahnya teknologi yang dipakai bisa dilihat dari 450 ribu kapal nelayan Indonesia, 50 persen diantaranya tidak bermotor atau menggunakan layar. Jumlah kapal yang berkapasitas antara 30-600 ton hanya 5.200 buah atau 1,2 persen saja. Departemen Kelautan dan Perikanan sudah berupaya meningkatkan teknologi nelayan dengan memberikan pelatihan mengenai penggunaan perangkat teknologi. "Butuh waktu untuk berubah dari nelayan kecil ke nelayan besar," ungkap Rokhmin.Berkaitan dengan modal, kata Rokhmin, pemerintah telah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk menyediakan kredit di sektor perikanan. Dalam tahun 2003, jumlah kredit yang disediakan mencapai Rp 3 triliun dan masih tersisa Rp 900 miliar. "Silakan para nelayan dan pengusaha di sektor perikanan memanfaatkan dana ini." Bibin Bintariadi - Tempo News Room
Berita terkait
Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar
6 menit lalu
Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar
Presiden Jokowi memilih untuk menyaksikan laga Timnas U-23 Indonesia melwan Irak dari kamarnya.