Masalah Ekonomi Penyebab Pekerja Anak Masih Tinggi

Reporter

Editor

Jumat, 12 Juni 2009 17:47 WIB

TEMPO Interaktif, Makassar: Jumlah pekerja anak di Sulawesi Selatan tinggi. Banyak perusahaan yang masih mempekerjakan anak-anak. Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, yang menghadiri Hari Dunia Menetang Pekerja Anak di Makassar, Jumat (12/6) sore, mengatakan penyebab pekerja anak ini karena kondisi perekonomian yang belum membaik sehingga masih banyak anak-anak yang harus membantu perekonomian keluarganya.

Data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi Selatan menyebutkan jika masih banyaknya anak-anak dibawah umur yang dipekerjakan disektor formal seperti di pabrik-pabrik, konstruksi, perkebunan, pertanian, pertambangan, nelayan, dan pelelangan ikan. Sementara disektor non formal seperti pemulung dan loper koran. "Penyebab utama pekerja anak ini karena kemiskinan. Orang tua membiarkan anak bekerja agar mampu menyumbang 20-25 persen dari pendapatan keluarga," kata Sekretaris LPA Sulawesi Selatan, M Ghufran H Kordi K, yang disela-sela acara.

Menurutnya, tidak menjadi masalah anak-anak ini bekerja asal mereka tetap sekolah, lama kerjanya tidak lebih dari empat jam, dan bidang pekerjaanya bukan sektor terburuk seperti pemulung dan pelacur. Ghufran mencontohkan, salah satu perusahaan udang di kawasan industri Makassar, mempekerjakan sekitar 160 anak berusia 15-18 tahun, dengan lama kerja 10 jam diluar lembur. Melihat kondisi ini, gubernur menghimbau kepada pengusaha-pengusaha di daerah ini tidak mempekerjakan anak-anak dengan alasan biaya lebih murah, karena ini sama saja dengan mengeksploitasi anak. "Ada banyak pekerja anak di home-home industri dan kerja kelompok, tetapi kalau industri besar tidak memakai pekerja dibawa umur," kata Syahrul.

Menurut Syahrul, saat ini di Makassar ada sekitar 82 ribu kepala keluarga (KK) yang masih hidup miskin, dari jumlah ini, 28 ribu KK yang punya potensi anak-anaknya tidak sekolah. Sekitar 5 persen tidak punya pekerjaan pasti

Dalam acara puncak peringatan hari dunia menentang pekerja anak, Gubernur juga sempat berdialog dengan pekerja anak. Dua anak yang sempat mengajukan pertanyaan adalah Karsy dan Risna. "Di tempat kami ada banyak anak-anak yang bekerja sebagai pemulung, apa upaya bapak untuk mengurangi ini?," tanya Risna, anak pemulung yang terpaksa harus membantu kedua orang tuanya memulung untuk membiayai 5 anaknya.

Menjawab pertanyaan Risna, Syahrul mengajak peranan camat dan kepala desa untuk melakukan pencegahan anak-anak di bawah umur bekerja seperti layaknya orang dewasa.

IRMAWATI

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

36 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

52 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya