Departemen Perikanan dan Kelautan Diminta Lindungi Nelayan Perbatasan

Reporter

Editor

Kamis, 4 Juni 2009 14:35 WIB

TEMPO Interaktif, Samarinda: Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Timur meminta Departemen untuk segera melindungi aktifitas nelayan di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hingga kini mereka takut melaut karena dibayang-bayangi pengusiran yang disertai intimidasi Tentara Malaysia terhadap nelayan yang tertangkap melaut di Ambalat.

"Kami sudah mengirim surat ke departemen, meminta agar melindungi nelayan kami di perbatasan," kata Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Timur, Khaerani Saleh saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/6).

Menurutnya, nelayan di kawasan perbatasan seperti di Nunukan, Tarakan dan Bulungan sangat bergantung hidupnya dari perairan Indonesia yang disengkatan saat ini. Ia menjelaskan, tak hanya nelayan, para pengusaha pembenihan udang yang ada di Tarakan dan Bulungan juga sangat terganggu atas munculnya konflik ini. Mereka terancam tak bisa menjalankan usahanya karena kesulitan mendapatkan induk udang Windu dari para nelayan.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan, di Tarakan terdapat sembilan Cool Storage yang menampung hasil panen udang windu dari para petambak. Dari 18.000 ton per tahun produksi udang windu Kalimantan Timur, Kota Tarakan penyumbang terbesar. "Udang Windu kita dieksport ke Jepang dan beberapa negara asia bahkan hingga ke negara di Eropa," katanya.

Kherani mengharapkan departemen akan berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut yang terus bersiaga di Ambalat hingga kini untuk melindungi nelayan. "Mereka itu mengais rejeki di negara sendiri," ujarnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pernah terjadi nelayan asal Tarakan, Supardi ditangkap dan diusir tentara Malaysia saat melaut di perairan Amabalat, pekan lalu. Tak hanya diusir, Supardi sempat menjalani interogasi dan intimidasi oleh tentara Malaysia sebelum ia dilepaskan ke perairan Berau. "Dia negaku sempat kepalanya didorong oleh tentara Malaysia," kata Sappe pemilik kapal yang digunakan Supardi.

FIRMAN HIDAYAT

Berita terkait

Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

10 Agustus 2015

Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

"Batas wilayah maritimnya belum selesai," ujar Retno.

Baca Selengkapnya

Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

3 Juli 2015

Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

Untuk dapat melayangkan nota protes, Kementerian Luar Negeri membutuhkan informasi rinci.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

29 Juni 2015

Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

Kementerian Laur Negeri sebenarnya sudah mengirim nota protes terkait pelanggaran wilayah udara Ambalat ke Malaysia pada Februari lalu.

Baca Selengkapnya

Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

13 Oktober 2009

Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

Dua kapal Tentara Laut Diraja Malaysia KD YU-3508 dan KD Ganas-3503 terpergok masuk ke perairan Ambalat Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

4 Agustus 2009

Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

Sekitar tiga bulan terakhir ini tidak ada lagi pelanggaran batas wilayah perairan Indonesia oleh kapal asing. "Sudah tidak ada pelanggaran perbatasan," ungkap Harapap.

Baca Selengkapnya

Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

28 Juni 2009

Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

Kami tidak membicarakan Ambalat, juga Manohara. Itu porsinya Jakarta, kata Datuk Ahmad.

Baca Selengkapnya

Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

22 Juni 2009

Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

"Tidak ada satupun negera di dunia yang punya kedaulatan pada landas kontinen," ujarnya.

Baca Selengkapnya

Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

22 Juni 2009

Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

Problem awal itu Malaysia mengeluarkan Peta 1979. Pertanyaannya, mengapa mereka mengeluarkan peta itu, sedangkan perundingan sudah akan selesai.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

16 Juni 2009

Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman menganggap pemberitaan tersebut marak terkait dengan pemilihan presiden di Indonesia 8 Juli ini.

Baca Selengkapnya

TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

12 Juni 2009

TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

Tapi TNI memang membatasi publikasi menyangkut sengketa ambalat agar tak menambah panas dan berujung pada keresahan masyarakat.

Baca Selengkapnya