Ombak Tinggi, Seminggu Nelayan Yogyakarta Tak Melaut

Reporter

Editor

Kamis, 28 Mei 2009 10:35 WIB

TEMPO Interaktif, Bantul: Para nelayan di pantai selatan Yogyakarta sudah satu minggu ini tidak melaut mencari ikan. Pasalnya tinggi ombak di pantai selatan mencapai 5 meter. Para nelayan hanya memperbaiki perahu dan jaring di pinggir pantai atau sesekali menjala ikan di laguna.

“Sejak 22 Mei yang lalu ombak mencapai lima meter dan angin sangat kencang di tengah laut, kami tidak berani melaut,” kata Mugari (34), seorang nelayan di Pantai Samas, Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta, Kamis (28/5).

Selama satu minggu, para nelayan yang mempunyai lahan garap tanaman lebih memilih untuk bercocok tanam palawija daripada mencari ikan.

Menurut Mugari, ikan yang ada di laguna pun hanya kecil-kecil. Ikan jenis bawal tidak pernah ada selama satu minggu ini. Yang ada haya ikan layur sebesar jari orang dewasa. Padahal jika ombak tidak tinggi, para nelayan sekali melaut bisa menghasilkan hingga Rp 1 juta dengan menggunakan perahu nelayan jungkung. Biasannya para nelayan berangkat melaut pada pukul 05.00 WIB dan kemali ke pantai pukul 13.00 WIB.

Senada dengan Mugari, Suroyo, nelayan dan komandan pleton Tim SAR pantai Parangtritis, Kretek, Bantul membenarkan ombak di panati selatan tinggi dalam satu mingg terakhir. Para nelayan hanya menyandarkan perahu mereka di pinggiran pantai untuk diperbaiki. Sedangkan Tim SAR justru meningkatkan pengamanan pantai karena saat ini banyak wisatawan yang datang menikmati pantai. Apalagi pada hari ini ada perayaan Peh Chun oleh warga keturunan tionghua yang dilaksanakan di pantai Parangkusumo.

“Tim SAR menerjunkan 50 personil untuk menjaga pantai, karena ombak tinggi dan ada perayaan Peh Chun,” kata Suroyo.

Menurut Tony Wijaya Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta ombak di pantai selatan Yogyakarta tinggi karena tekanan angin dari utara dan selatan bertemu di laut selatan. Angin tersebut akibat dari pergeseran matahari yang saat ini berada di utara Indonesia. Sehingga panas yang melanda utara Indonesia menyebabkan tingginya obak dan angin kencang di Samudera Hindia.

“Pada minggu ini memang tinggi, sedangkan perkiraan pada minggu depan pada 2 Juni 2009 tinggi ombak mencapai 3 meter, namun citra satelit kadang tidak sama dengan yang terjadi terkadang malah justru lebih tinggi,” kata Tony.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

10 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

13 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

14 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

18 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

24 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

28 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

36 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

46 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

48 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya