Keluarga Abdul Jabar Tak Percaya Tuduhan Polisi

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 15:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Keluarga Abdul Jabar, tersangka peledakan bom di Atrium Senen, Gereja Santa Ana, dan Gereja Koinonia mengaku tidak percaya pada tuduhan polisi. Pernyataan itu disampaikan sepupu Jabar, Yusuf, 28 tahun, kepada Tempo News Room, di rumah keluarganya di Jl. Menteng Raya No. 58 Jakarta Pusat. Jabar yang saya kenal, tidak akan berbuat seperti itu. Polisi hanya bisa mengarang-ngarang, kata Yusuf. Keluarga Jabar sendiri berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka pun sudah memiliki banyak keluarga di Menteng Raya 58. Ayah Jabar meninggal pada 1994 dan kini tinggal ibundanya yang sudah berumur 60 tahun. Ibu Jabar sedang sakit. Harus banyak istirahat, kata Yusuf lagi. Ibu Jabar kini tinggal di sana, bersama putri, menantunya serta Yusuf. Jabar sendiri bersaudara lima orang, dan sudah beristri dengan tiga anak. Keluarganya ditinggal di Nusa Tenggara Barat, kata Yusuf. Menurut Yusuf, Jabar sudah meninggalkan Jakarta sekitar tahun 1998 atau 1999. Saya lupa persisnya, kata dia. Ketika pergi, Jabar tak meninggalkan pesan apapun. Mungkin berpesan, tapi saya tak tahu, katanya. Ketika meninggalkan Menteng, perawakan Jabar agak gemuk, dengan rambut lurus dan kulit sawo matang. Saya tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang, karena lama tidak ketemu, katanya. Yusuf mengenal sepupunya, Jabar, sebagai seorang yang ramah, dermawan dan tak segan membantu keluarga dan kenalannya. Ketika pertama kali sampai di Jakarta pada 1994, Yusuf mengaku dibantu pertama kali oleh Jabar. Saya diajari bagaimana cara berjualan es sampai bisa mandiri, katanya. Jabar juga menghidupi keluarganya dengan berjualan es di sepanjang Jl. Menteng Raya. Hidup kami sederhana. Kami orang kecil. Tidak mungkin macam-macam, kata Yusuf lagi dengan nada pelan. Yusuf juga mengaku tidak tahu aktivitas Jabar selain berdagang. Soal ikut organisasi politik atau apa, saya tidak tahu. Jujur, saya benar-benar tidak tahu, kata Yusuf sungguh-sungguh. Ia juga mengaku tidak pernah melihat Imam Samudra datang menemui sepupunya itu. Hal ini berkaitan dengan tudingan bahwa Jabar kenal dan pernah membuat KTP untuk Samudra. Saya tahu nama Imam Samudra saja dari koran, katanya sambil tertawa. Sampai sekarang, kata Yusuf, polisi belum datang untuk memeriksa kediaman Jabar ataupun menanyai keluarganya. Tim Pembela Muslim, yang menjadi kuasa hukum para tersangka bom Bali pun, belum menghubungi keluarga Jabar. Yusuf mengaku siap jika polisi datang. Bahkan saya ingin datang ke Mabes Polri, untuk melihat langsung apa betul Jabar yang katanya tersangka bom itu saudara saya, kata Yusuf lagi. Ketika mendengar berita anaknya ditahan polisi, Ibu Jabar pun, menurut Yusuf, belum percaya. Wajahnya kan tidak dimuat di televisi atau koran? Bagaimana kami bisa yakin yang ditahan itu Jabar sepupu saya? katanya. Rumah Jabar terletak di ujung deretan rumah petak yang terkesan kumuh di belakang sekretariat Brigade Gerakan Pemuda Islam (GPI), Menteng. Markas GPI sendiri adalah sebuah bangunan tua bergaya kolonial peninggalan Masyumi, sebelum dibubarkan Presiden Soekarno, akhir 1960-an. Di belakang bangunan bercat kusam itu, berdiri sebuah masjid berdinding kayu yang dikelilingi rumah-rumah petak bertingkat dua. Jemuran pakaian nampak bergelantungan di depan beberapa rumah. Untuk menuju rumah Jabar, tamu harus melewati gang samping markas GPI dan akan langsung berhadapan dengan sebuah lapangan persegi panjang seluas sekitar 50 meter persegi yang dikelilingi rumah-rumah petak. Di ujung lapangan itu, tepat di samping masjid, adalah rumah keluarga Jabar. Menurut salah satu pengurus GPI, yang menolak disebut namanya, kebanyakkan yang tinggal di situ adalah anak cucu pengurus Masyumi dulu. Mereka sudah tinggal di sana bertahun-tahun, katanya. Sementara itu, menurut tim gabungan Polda NTB dan Polda Metro yang memeriksanya di Mataram, Jumat (24/1), Jabar membantah terlibat kasus bom Bali, sekalipun kenal beberapa pelakunya. Pengakuan Jabar ini diutarakan di depan Kapolda NTB Brigjen Pol Sutomo Tjokro Atmodjo. Selain kasus peledakan bom di gereja, Jabar juga terlibat bom di Kedubes Filipina. Khusus keterlibatan bom di Kedubes Filipina, menurut Direktur Reserse Kriminal Polda NTB, Kombes Pol. Wahyudi, dia bertugas sebagai pengawas di lapangan. (Wahyu Dhyatmika dan Arif Miko-Tempo News Room)

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

3 menit lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

3 menit lalu

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

Hamas pada Sabtu, 27 April 2024, mengkonfirmasi telah menerima proposal dari Israel untuk gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

3 menit lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

10 menit lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

12 menit lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

18 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

36 menit lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

55 menit lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

1 jam lalu

Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

Pelatih Timnas Uzbekistan, Timur Kapadze, menyatakan para pemainnya siap menghadapi Timnas U-23 Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

1 jam lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya