TEMPO Interaktif, Mataram:Abdul Jabar, 33 tahun, buron tersangka pelaku peledakan bom Natal tahun 2000 di Jakarta, menyerahkan diri ke Polres Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/1) pagi. Kepada polisi, tersangka mengaku pernah dimintai tolong oleh Imam Samudra, tersangka pelaku bom Bali, untuk membuat KTP. Dalam catatan Polda NTB, Abdul Jabar sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Metro Jaya, sejak kasus bom Jakarta meletus, atau hampir tiga tahun dari sekarang. Tercatat, Abdul Jabar sedikitnya terlibat tiga kasus bom di Jakarta, yaitu bom di Atrium Senin, di rumah Duta Besar Filipina, dan di sebuah gereja di Jakarta. Menurut Kaditserse Polda NTB, Kombes Wahyudi, data lengkap soal keterlibatan Abdul Jabar tinggal menunggu kedatangan penyidik Polda Metro Jaya yang akan datang segera ke NTBi. Meski menyebut tersangka sebagai pelaku yang terlibat dengan sejumlah kasus bom di Jakarta, tapi Wahyudi tidak menjelaskan secara detail apa peran Abdul Jabar dalam kasus-kasus tersebut.. Ditanya tentang hubungan Abdul Jabar dengan Imam Samudra, Wahyudi mengakui hal itu. Dasarnya, saat diperiksa polisi, yang bersangkutan mengaku pernah dimintai tolong untuk membuatkan Kartu Tanda Penduduk atas nama Imam Samudra. Keduanya bertemu di sebuah masjid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pertengahan tahun 2000. Meski begitu, Abdul Jabar mengaku sama sekali tidak terkait dengan bom Bali. Wahyudi menyebutkan, selama terjadi kasus bom Natal tahun 2000, diduga kuat, Abdul Jabar bersembunyi di Dompu. Sebab, salah satu orangtuanya berasal dari wilayah ini. Namun, Abdul Jabar lahir dan besar hingga melanjutkan SMU di Jakarta. Pada tahun 1994, dia menikah dengan gadis asal Dompu, kemudian yang bersangkutan sering bolak-balik Jakarta-Dompu. Untuk alamat di Dompu, Abdul Jabar bermukim di rumah keluarganya: dusun Pelita, desa Seneo, kecamatan Woja, Dompu. Sementara, di Jakarta, dia menggunakan alamat di Jl. Menteng Raya No 58, Jakarta Pusat. "Alamat ini sesuai pengakuan dia," kata Wahyudi. (N. Arif Miko-Tempo News Room)