Jaminan Hidup Warga Ahmadiyah Lombok Dihentikan

Reporter

Editor

Rabu, 4 Februari 2009 13:42 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram: Hari ini, tepat tiga tahun berada di pengungsian, warga Ahmadiyah di Lombok tidak lagi menerima bantuan beras dari Departemen Sosial. Sebelumnya, setiap tahun sejak 4 Februari 2006 mereka menerima jatah 14 ton beras. Mereka diminta hidup membaur di lingkungan masyarakat dan tidak hidup berkelompok secara eksklusif.

Kepala Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat (NTB) Bachruddin membenarkan soal penghentian bantuan beras dan lauk pauk untuk jemaah Ahmadiyah di Asrama Transito Mataram dan di Praya Lombok Tengah, Rabu (4/2) siang.

"Sudah tidak ada celah pemberian bantuan, sudah lewat enam bulan," ujarnya sewaktu ditemui wartawan di DPRD NTB. Dana bantuan APBD juga tidak tersedia apabila APBN juga tidak membolehkan pemberian bantuan yang lebih dari enam bulan.

Menurutnya, para jemaah Ahmadiyah tersebut tidak dapat dipenuhi permintaannya untuk diperlakukan sebagai pengungsi yang mencari suaka sebagaimana orang asing asal Timur Tengah yang ditampung di beberapa hotel di Mataram.

Salah seorang warga Ahmadiyah di Asrama Transito Mataram, Sarim Ahmadi, yang ditemui Tempo sedang bekerja di toko cat di selatan Pasar Karang Sukun Mataram mengatakan pihaknya meminta jaminan pemerintah agar bisa pulang kembali ke rumahnya di BTN Bumi Asri, Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, yang dirusak dan dibakar warga, 4 Februari 2006.

"Kalau pemerintah tidak bisa bertanggung jawab, kembalikan kami ke rumah di Ketapang," kata Sarim. Mengenai anjuran tidak eksklusif, Sarim mempertanyakan perusakan rumah-rumah mereka yang dilakukan sewaktu mereka sebelumnya hidup di Pancor Lombok Timur.

Saat ini ada 33 kepala keluarga (KK) atau 137 jiwa warga Ahmadiyah di Asrama Transito Mataram dan 14 KK atau 53 jiwa di penampungan eks RSUD Praya di Kabupaten Lombok Tengah. Selama ini, ujarnya, untuk dua lokasi penampungan tersebut memperoleh dua ton beras setiap tiga bulan, masing-masing jiwa mendapatkan 11 kilogram beras. Bulan Januari 2009 lalu mereka masih menerima separuhnya, hanya satu ton, sehingga dibagi per jiwa sebanyak tujuh kilogram.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya