TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas Besar Kepolisian Indonesia meragukan Fathur Rohman Al-Ghozi, yang ditangkap aparat keamanan Filipina dengan tuduhan terorisme, masih berstatus warga negara Indonesia. Sejak 1997 Fathur meningalkan Indonesia. Ia menikahi wanita Malaysia. “Saat ini belum diketahui apakah Fathur masih WNI (warga negara Indonesia),” ujar Inspektur Jenderal Saleh Saaf, Kepala Bagian Humas Mabes Polri, ketika dihubungi Tempo News Room, Senin (21/1) malam. Fathur diketahui berasal dari Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Madiun. Orangtua dan saudaranya masih di sana, sedang Fathur telah pergi luar negeri. Dijelaskan, sebelumnya aparat Filipina pernah melansir tertangkapnya pria asal Indonesia yang menyimpan bahan peledak dan dituduh jaringan Al-Qaida pimpinan Usamah bin Laden. Cap teroris dikenakan. Pria itu disebut bernama Sammy Salih Jalil. “Dikatakan Sammy warga negara Kanada asal Indonesia. Tapi, setelah diteliti, di Indonesia tidak pernah ada yang bernama Sammy,” ujar Saleh. Namun, tidak lama kemudian, nama yang muncul di pemberitaan mengenai orang yang ditangkap itu adalah Fathur Rohman Al-Ghozi. “Pertanyaannya sekarang, benarkah Sammy itu orang yang saat ini disebut Fathur. Dugaan sementara, ada dua orang yang berbeda. Saya harap Sammy sama dengan Fathur,” ujar Saleh. Dari ketidakuratan data Filipina dan hasil penelusuran kepolisian Indonesia, Saleh mensinyalir ada upaya untuk membangun opini bahwa pelaku terorisme berasal dari Indonesia. Opini yang sangat memojokkan ini juga dikampanyekan negara-negara lain. Sinyalemen itu juga merujuk pada pemberitaan besar-besaran media massa Filipina terhadap kasus Fathur Rohman Al-Ghozi. (Juke Illafi K)