Demam Berdarah Endemik di 89 Kelurahan Yogya

Reporter

Editor

Minggu, 11 Januari 2009 13:24 WIB

TEMPO Interaktif , Yogyakarta: Memasuki bulan Januari, diperkirakan penderita demam berdarah dengue (DBD) akan meningkat. Menurut prediksi Dinas Kesehatan Propinsi DI Yogyakarta peningkatan tersebut karena curah hujan yang turun di bulan Januari hingga Maret tergolong tinggi.


“Di Daerah Istimewa Yogyakarta, ada 89 desa/kelurahan yang endemis DBD, yang paling banyak ada di kota Yogyakarta,” kata Akhmad Akhadi, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular, Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta, Sabtu (10/1).

Menurut data di Dinas Kesehatan Propinsi, 89 desa/kalurahan tersebut tersebar menyeluruh di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, Sleman. Dengan rincian, di Kota Madya Yogyakarta sebanyak 45 kelurahan, Kabupaten Bantul, dari 75 desa yang ada, desa yang endemis DBD sebanyak 14 desa. Daerah yang sporadis terserang DBD (kadang endemis DBD dan terkadang tidak endemis DBD) ada 55 desa, dan yang termasuk daerah bebas DBD hanya ada enam desa.

Di Kabupaten Sleman, dari 86 desa yang ada, sebanyak 17 desa di antaranya endemis DBD, 20 desa dinyatakan daerah sporadis DBD, dan 49 desa dinyatakan daerah bebas DBD. Di Kabupaten Gunungkidul, dari 144 desa, sebanyak 11 desa dinyatakan endemis DBD, 82 desa sporadis DBD dan 132 desa dinyatakan daerah bebas DBD. Dan, di kabupaten Kulonprogo, dari 88 desa yang ada sebanyak 2 desa diantaranya dinyatakan endemis DBD, 71 desa sporadic DBD dan 15 desa dinyatakan bebas DBD.

Di sepanjang 2008, jumlah kasus DBD di DI Yogyakarta ada 1.952 kasus, dan yang meninggal dunia sebanyak 20 kasus. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan 2007 yang terdapat 2.462 kasus DBD, dan yang meninggal dunia akibat DBD ada 26 kasus.

Akhmad menambahkan, untuk menekan penyebaran DBD pada 2009, pihaknya telah menyiapkan berbagai program pelatihan tambahan dalam penanganan DBD terhadap 40 dokter Puskesmas di DI Yogyakarta, pengadaan mesin pengasapan dan insektisida, serta melakukan survey kepadatan vector (bibit penyebab nyamuk DBD) untuk mengetahui kepadatannya pada saat sebelum ada penularan dan sesudah ada penularan.

“Dinas telah menganggarkan sebesar Rp 496 juta dari APBD propinsi untuk menekan angka penderita DBD, selain itu cara paling efektif adalah dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 3M (menutup, menguras dan menimbun),” kata dia.

MUH SYAIFULLAH


Berita terkait

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

3 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

5 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

12 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

16 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

18 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

18 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

21 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

28 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

28 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

31 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya