Limbah Tekstil Cemari Sungai di Surakarta

Reporter

Editor

Selasa, 14 Oktober 2008 17:15 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta: Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO), Lembaga Swadaya Masyarakat di Surakarta, Jawa Tengah, menyoroti maraknya limbah industri batik di Laweyan yang langsung dibuang di sungai.

"Dari hasil penelusuran kami sepanjang 2008 ini, ternyata banyak industri batik yang membuang limbahnya ke sungai tanpa melewati proses pengolahan," jelas Setyo Dwi Herwanto, koordinator PATTIRO, Selasa (14/10). Sungai yang biasa dijadikan tempat pembuangan limbah adalah Kali Premulung yang melewati sisi selatan Surakarta hingga berakhir di Sungai Bengawan Solo.

Hasil akhirnya, sungai-sungai di Surakarta banyak yang tercemar hingga mengakibatkan kualitas air memburuk. "Kami melihat sendiri, saat pagi dan sore hari, air sungai berubah menjadi hitam dan merah. Itu bahan kimia batik," kata Setyo.

Masyarakat sekitar Laweyan banyak yang mengeluhkan kualitas air sumur mereka. Ada penduduk yang gatal-gatal dan iritasi kulit. "Bayangkan jika air seperti itu diminum," tambah Setyo.

Dia mengaku sempat masuk ke salah satu industri tersebut, dan menemukan ada limbah yang diolah dan ada yang dibuang langsung ke sungai. Pengolahan limbah pun, lanjut Setyo, belum maksimal. "Idealnya satu industri punya satu Instalasi Pengolahan Air Limbah," tuturnya.

Di Laweyan, satu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dipakai beramai-ramai. Bahkan home industry tidak memiliki IPAL. "Alasannya klasik, dana," kata Setyo yang menambahkan program-program dari Kantor Lingkungan Hidup seputar penanganan limbah belum optimal.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Surakarta Supono membantah temuan PATTIRO. "Tidak ada pencemaran di sekitar Laweyan. Semua memiliki IPAL yang memadai," tegas Supono.

Saat dikonfirmasi tentang home industry yang belum memiliki IPAL, Supono tidak membantahnya. "Memang masih ada yang belum punya (IPAL). Tapi terus kami sosialisasikan untuk melengkapinya," ujarnya.

Kantor Lingkungan Hidup Surakarta tidak memberikan dana khusus bagi home industry. "Itu tanggung jawab mereka. Jika masih tidak memiliki IPAL, akan kami lihat bentuk pelanggaran dan tingkat pencemarannya. Tidak bisa serta merta ditutup," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan Alfa Fabela mengatakan IPAL yang ada di Laweyan memang belum bisa menampung 45 industri batik di Laweyan. "Hanya sebagian saja. Lainnya membuat IPAL sederhana secara mandiri," ungkapnya.

Dia mengakui proses pengolahan limbah di Laweyan memang belum maksimal. "Tapi kami sudah berusaha mengatasinya," lanjutnya.

Menurut Alfa, persoalan limbah di Laweyan tidak semata-mata salah pengusaha batik. Limbah, tambahnya, juga berasal dari kampung-kampung di utara Laweyan. "Geografis yang rendah membuat limbah tersebut terakumulasi di Laweyan. Sehingga seolah-olah kamilah penghasil limbah di Kali Premulung," tandasnya.

Ukky Primartanyo

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya