"Lebih banyak yang memilih partai ketimbang memilih calon," kata Wahidah usai simulasi Pemilihan Umum 2009 di Kelurahan Lambung, Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh, Senin (13/10).
Hasil simulasi di Aceh menunjukkan, dari 276 suara sah, sebanyak 185 pemilih menandai partai politik. Hanya 91 pemilih menandai calon. Sedangkan 41 suara tak sah.
Menurut Wahidah, desain surat suara harus bisa mendorong pemilih menandai calon legislator. Caranya, dengan memperbesar no urut dan nama calon legislator. Di sisi lain, logo dan nomor urut partai dibuat tak terlalu besar.
Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, Jeirry Sumampow, meminta Komisi Pemilihan Umum menambah bilik suara di tiap tempat pemungutan suara. Menurut dia, penambahan bilik akan mempercepat proses pemungutan suara. "Penggunaan enam bilik dalam simulasi di Aceh cukup efektif," kata Jeirry.
Pada pemilihan 2004 lalu, kata Jeirry, hanya ada dua hingga empat bilik suara. Jika pemilih berada dalam waktu yang sama, antrian pemilih akan panjang. Akibatnya, pemungutan suara bisa melebihi batas waktu yang ditentukan. Berikutnya, proses penghitungan suara pun akan mundur.
Menurut Jeirry, Komisi Pemilihan juga harus mengatur posisi bilik untuk para penyandang cacat berkursi roda. Pada simulasi di Aceh, posisi bilik berada di atas kepala penyandang cacat berkursi roda. Akibatnya, penyandang cacat susah membuka surat suara dalam bilik.
Pramono