TEMPO Interaktif, Jakarta:Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar menyesalkan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di depan rumah Presiden Megawati Sukarnoptri di Jalan Teuku Umar Jakarta. Ini harus kita cermati bersama. Apa kepentingannya mendatangi rumah dinas pejabat, kata Kapolri di sela-sela acara Asean Workshop on Combating Terorism di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (20/1). Menurut Dai, yang harus dilihat Mahasiswa adalah bagaimana caranya menyampaikan aspirasi pada sasaran. Itu kan sudah sampai, di mana pemerintah terus mengevaluasi, lanjut Kapolri. Kapolri kemudian mengingatkan agar mahasiswa tetap dalam konteksnya saat menyampaikan aspirasinya. Jika mereka beregerak menuju satu tempat yang tidak ada konteksnya, ke rumah peristirahatan pejabat misalnya, ini yang saya ingatkan, tegas Dai. Menanggapi aksi mahasiswa yang dilakukan di depan rumah Megawati itu, Kapolri mengatakan ia akan mencegah mahasiswa datang ke sana. Sebab itu telah melanggar ketertiban umum, katanya. Menurut dia, selama unjuk rasa mahasiswa tidak melanggar ketertiban umum dan anarkis, itu tidak apa-apa. Tetapi jika arahnya sudah kesana, Polisi akan mencegahnya. Ketika ditanya apakah Megawati kecewa dengan aksi yang dilakukan mahasiswa, Kapolri menjawab Ya tentulah, beliau mungkin merasa seperti itu, jelasnya. Tapi kembali ia mengatakan bahwa saat ini Polisi masih dalam kondisi mengingatkan agar mahasiswa tidak menyampaikan aksi secara berlebih. Sebab jika demikian, tidak menutup kemungkinan muncul hal-hal yang tidak diinginkan. Kapolri juga menyesalkan aksi yang dilakukan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) saat pengukuhan Guru Besar kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Rochmin Dahuri di Bogor, Sabtu (18/1) lalu. Ia meminta mahasiswa untuk bersikap dewasa dalam melakukan aksi unjuk rasa. Ya sesuaikanlah dengan budaya kita yang katanya paham akan sopan santun, imbaunya. Sementara itu Polri secara tegas membantah adanya briefing yang dilakukan kepada seluruh Kapolda di Indonesia oleh Kapolri berkaitan dengan ancaman Mega. Dalam berita di Koran Tempo disebutkan Mega dan Taufiq memanggil Kapolri dan akan mencopotnya jika tidak serius menangani aksi demo. Itu tidak benar, tidak ada briefing tentang masalah itu, kata Juru Bicara Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Didi Rochyadi kepada Tempo News Room. Menurut Didi, pada Minggu (19/1) malam semua Kapolda memang berkumpul dalam acara makan malam. Dalam acara tidak resmi itulah, urainya, Kapolri membahas tentang workshop anti terorisme yang akan diadakan pada Senin (20/1). Jadi tidak ada briefing membahas ancaman Presiden, katanya serius. (Wahyu Mulyono - TNR)
Berita terkait
Giliran OpenAI yang Menggarap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft
1 menit lalu
Giliran OpenAI yang Menggarap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft
OpenAI bersiap meluncurkan mesin pencari berbasis AI, tak ingin ketinggalan dari Gemini AI milik Google dan Copilot besutan Microsoft.
Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan
12 menit lalu
Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan
Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.