Bekas Kamra Timtim Minta Pertanggungjawaban Menhan

Reporter

Editor

Rabu, 16 Juli 2003 11:59 WIB

TEMPO Interaktif, Kupang:Sekitar 260 bekas anggota Keamanan Rakyat (Kamra) Timor Timur minta pertanggungjawaban Menteri Pertahanan di Jakarta. Sejak Timor Lorosae lepas dari Indonesia, para Kamra kebingungan masa depannya. Janji-jani pemerintah tak pernah terwujud. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga angkat tangan karena kesulitan menempatkan mereka sebagai satpam pada sejumlah perusahaan. Mereka telah berangkat ke Jakarta untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah pusat, Selasa (15/1) lalu, dengan menumpang KM Dobonsolo dari Kupang. Mereka didampingi bekas tokoh Timtim Xavier da Silva. Keberangkatan itu setelah mereka berkoordinasi dengan Polda NTT. "Disepakati, agar bekas Kamra itu langsung mengadukan nasib ke Menteri Pertahanan," ujar Gustaf Jacob, penasehat hukum para bekas Kamra Timtim, kepada Tempo News Room di Kupang, Kamis (17/1) Saat Timtim masih menjadi provinsi ke-27 Indonesia, ratusan warga setempat direkrut sebagai tenaga Kamra. Mereka membantu tugas-tugas kepolisian, baik administrasi maupun mengawasi lalu lintas. Mereka dapat gaji dan tunjangan. Setelah jajak pendapat Agustus 1999, yang berbuntut kekacauan di Timor Timur, para bekas Kamra tersebut ikut mengungsi ke NTT. Nasib mereka menjadi tidak jelas. Tenaga mereka tidak dimanfaatkan lagi. Tunjangan yang biasa mereka peroleh juga terhenti. Pemerintah Provinsi NTT tak tinggal diam dengan menawarkan tiga pilihan. Pertama, ikut transmigrasi. Kedua, ikut program resetlement (pemukiman kembali). Ketiga, dicarikan pekerjaan sebagai satpam. Tapi ketiga alternatif itu kandas. Tawaran pertama dan kedua ditolak para eks-Kamra tersebut. Sedangkan alternatif ketiga tak mudah direalisasi karena kalangan perusahaan di kupang dan wilayah NTT lain tidak mau menerima. Jalan terakhir, jelas Gustaf, meminta pertanggungjawaban pemerintah pusat melalui Menteri Pertahanan yang dulu melahirkan kebijaksanaan perekrutan Kamra itu. Pemerintah diminta memberi modal usaha sebagai penunjang masa depan. Apalagi bekas Kamra itu sudah berkeluarga. Setiap orang meminta Rp 25 juta. ‘’Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, kami melakukan legal action," ujarnya. (Jeffriantho)

Berita terkait

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

7 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

8 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

8 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

8 menit lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

11 menit lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

15 menit lalu

KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

16 menit lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

20 menit lalu

Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron karena ketidakhadirannya dengan alasan sedang menggugat ke PTUN

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

21 menit lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

26 menit lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya