TEMPO Interaktif, Jakarta:Polda Metro Jaya akan memanggil mantan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai saksi kasus penipuan dan penggelapan Rp 15 miliar yang dilaporkan Tommy Soeharto. Wahid atau Gus Dur dipanggil Senin pekan depan (7/1). Selain Gus Dur, Polda Metro juga akan memanggil istri dan putri Wahid, Sinta Nuriyah sebagai saksi pada hari Selasa (8/1) dan Yenny Zanuba Wahid, juga sebagai saksi pada Rabu (9/1). “Surat pemanggilan mereka hari ini sedang dibuat, kemungkinan hari ini juga akan disampaikan,” ujar Kepala Dinas Penerangan Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Anton Bachrul Alam, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (3/1) pagi. Anton menjelaskan, uang sebesar Rp 15 miliar diberikan Tommy di rumahnya, 19 Oktober 2000, kepada tersangka Dodi Sumadi dan Kiai Sidiq. Menurut dia, berdasarkan penyidikan sementara, uang tersebut mengalir masing-masing Rp 5 miliar ke yayasan milik Sinta Nuriyah, pondok pesantren milik Kiai Sidiq dan Rp 5 miliar lagi untuk mengurus kasus Tommy Soeharto, yaitu korupsi di Bulog Goro Batara Sakti ke Mahkamah Agung, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ketika ditanya apakah informasi aliran dana ini berasal dari Tommy, Anton menolak memberitahu. “Ini baru hasil penyidikan” katanya. Mengenai pernyataan Elza yang mengatakan bahwa kasus penipuan dan penggelapan itu jumlahnya Rp 20 miliar, Rp 5 miliar lainnya diberikan kepada Dodi Sumadi, Anton tidak setuju. ”Berdasarkan laporan Tommy sebelumnya, jumlah uang yang diberikan adalah sebesar Rp 15 miliar, soal Rp 5 miliar lagi yang diberikan kepada Dodi Sumadi, itu urusan Bu Elza,” kata Anton sambil tersenyum. Sampai saat ini, penyidik sudah memeriksa 13 saksi dalam kasus tersebut. Mereka ini, lanjut Anton, diantaranya adalah yang hadir dalam pertemuan di Hotel Regent dan Borobudur serta di rumah Tommy Soeharto. Saksi yang sudah diperiksa diantaranya, adalah orang yang memesan hotel, perantara pertemuan dan orang yang mengatur skenario pertemuan. (Sam Cahyadi-Tempo News Room)