Pelintas Batas dari dan ke Timor Leste Berkurang

Reporter

Editor

Sabtu, 5 April 2008 13:12 WIB

TEMPO Interaktif, Kupang: Lalu lintas penyeberangan darat di wilayah perbatasan darat Indonesia dan Timor Leste berkurang. Penurunan ini diduga sebagai dampak dari demontrasi eks pengungsi Timor Timur yang berakhir rusuh di Atambua, Kabupaten Belu, sepekan terakhir. Sebelum ada aksi unjuk rasa itu, pintu masuk perbatasan Motaain di Utara Kabupaten Belu maupun pintu Metamasin di bagian selatan selalu ramai dilewati warga yang ingin berlibur atau berbelanja kebutuhan pokok. Namun tiga hari terakhir suasananya terlihat lengang. Meski begitu petugas imigrasi maupun aparat dari TNI, Polri, Bea Cukai dan Karantina Hewan dan Tumbuhan tetap melakukan aktifitas sebagaimana biasanya.Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste, LetnanKolone Inf. RM Kusdaryono yang dihubungi hari ini mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan eks pengungsi Timtim dipusatkan di Atambua, meski sebelumnya ada keinginan untuk menggelar aksi yang sama perbatasan Motaain. "Perbatasan tidak akan ditutup. Lalulintas orang dari dan ke Timor Leste masih normal," ujarnya. Informasi yang diperoleh dari Pos Imigrasi Motaain menyebutkan, dalam tiga hari terakhir, lalu lintas orang asing dari Timor Leste didominasi warga Asia. "Warga asal Eropa, Australia dan Amerika tidak ada yang melewati Motaain. Mungkin mereka takut karena aksi eks pengungsi Timtim yang mengancam akan menyandera pekerja lembaga asing," kata sumber di pos Imigrasi Motaain.Menurut sumber itu, biasanya setiap hari penyeberangan dari dan ke Timor Leste mencapai 60-80 orang. Tetapi saat ini menurun menjadi rata-rata 40 orang setiap hari. "Orang asing yang di Timor Leste lebih senang belanja di Atambua atau Kupang, karena harga murah," katanya. Unjukrasa yang telah berlangsung selama sepekan ini membuat Kota Atambua seperti kota mati. Pengunjuk rasa merusak Kantor Dinas Sosial, Gedung DPRD Belu dan menyegel Kantor Perwakilan World Food Programme di Atambua. "Kami akan terus menyegel kantor ini sampai tuntutan kami dipenuhi pemerintah," kata Matheus BC Guides, Sekretaris Jenderal Forum Kemanusiaan Warga Negara Indonesia eks Timtim Korban Keputusan Politik.Mereka menuntut pemerintah membayar dana keserasian sosial, bantuan BahanBangunan Rumah dan dana determinasi tahap pertama senilai Rp80,7 miliar dantahap kedua sebesar Rp700 miliar bagi sekitar 16.400 eks pengungsi Timtimdi dareah itu. (Jems de Fortuna)

Berita terkait

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

2 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

2 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

16 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

19 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

24 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

25 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

30 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

31 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

44 hari lalu

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

Banjir merendam 8 kecamatan di Jepara. Air terus menggenang akibat hujan berkepanjangan sejak 13 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

44 hari lalu

Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

Militer Israel telah menguasai Rumah Sakit al-Shifa dan menahan 80 orang yang diklaim sebagai anggota kelompok pejuang Palestina Hamas

Baca Selengkapnya