TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Ratusan petani bawang merah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta bagian selatan, mengalami krisis bibit bawang merah. Bibit bawang milik petani sebagian besar membusuk akibat cuaca lembab, sementara untuk membeli bibit lagi sebagian petani tidak mampu seiring turunnya harga beras.“Dari 800 kilogram bibit yang saya simpan, yang tersisa hanya setengahnya,” kata Adi Susanto (66), petani bawang merah di Srigading, Sanden, Bantul. Padahal, tambah Adi, untuk lahan seluas 5.230 meter miliknya paling tidak menghabiskan empat kuintal bibit bawang merah.Harga bibit bawang merah sekitar Rp 15-20 ribu. Untuk membeli bibit lagi para petani harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Biasanya petani menjual sebagian hasil panen padi untuk biaya penanaman bawang merah. Namun seiring anjloknya harga beras dan kenaikan harga pupuk, hasil jual panen padi hanya mampu untuk biaya pengolahan tanah dan membelipupuk.Menurut Adi, tanah seluas 1.400 meter persegi menghasilkan 400-600 kilogram beras. Harga jual beras saat ini Rp 4.000, padahal sebelumnya mencapai Rp 5.000. Sementara biaya pengolahan lahan seluas itu membutuhkan biaya Rp 1,1 juta dan Rp 500 ribu untuk pembelian pupuk.Hadi Sarjono, pengurus kelompok tani Sri Makmur di Srigading menambahkan, ia terpaksa hutang untuk membeli bibit. “Bibit bawang saya habis karena busuk,” kata dia.Akibat banyaknya bibit yang membusuk dan mahalnya harga bibit, diperkirakan luas lahan mengalami penyusutan. “Dari sekitar 1.000 hektare lahan, kira-kira menyusut 20 persen,” tambahnya.MUH SYAIFULLAH