TEMPO Interaktif, Makassar: Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Sulawesi Selatan, Sumarni Amir menyatakan, institusinya belum menemukan adanya keterlibatan petugas pejara yang dalam kasus kaburnya dua tahanan Lembaga Pemasyarakatan (LP) klas I Gunungsari, Makassar. Penyelidikan kasus ini pun masih terus dilanjutkan. Apalagi Menteri Departeman Hukum dan HAM memerintahkan secara langsung agar penyelidikan dilakukan secepatnya. "Hasil penyelidikan tidak akan lama. Karena kaburnya tahanan dari LP Makassar ini sudah terjadi kedua kalinya," kata Sumarni di kantornya di jalan Sultan Alauddin, Senin (7/1). Kasus tahanan kabur di lembaga pemasyaratan itu pertama kali terjadi pertengahan September lalu. Jasmin, satu dari empat terpidana teroris kasus peledakan bom di kafe Sampoddo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Januari 2004, berhasil lolos dari pengawasan petugas. Jasmin mendapat vonis 20 tahun penjara. Peristiwa narapidana kabur yang kedua, Ahad lalu, dilakukan Wirahadi alias Hadi dan Markus Valey Huay alias Ade Ado. Wirahadi adalah terpidana kasus pengeboman di Makassar yang mendapat vonis 19 tahun penjara, Sedangkan Markus terpidana kasus pembunuhan dengan vonis 15 tahun penjara. (Irmawati)