TEMPO Interaktif, Jakarta: Jalan sepanjang delapan kilometer dari Bojonegoro, Jawa Timur menuju Cepu di Kabupaten Blora, Jawa Timur dipenuhi pengungsi korban banjir Bojonegoro. Korban menempati jalan karena tidak ada lagi lokasi pengungsian yang aman dari terjangan banjir akibat luapan Bengawan Solo.Para pengungsi berasal dari Desa Ngulanan dan Ngamblak di Kecamatan Dander dan Desa di Sukoharjo Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Tiga desa itu sampai Rabu (2/1) ini masih terendam air setinggi dua meter. Tiga desa berada tepat di pinggir aliran Sungai Bengawan Solo. Di tiga desa itu tercatat ada 8.000 pengungsi yang masih mendirikan tenda-tenda di sepanjang jalan. Sebagian warga ada yang memanfaatkan kendaraan bak terbuka menjadi pengungsian dengan menambah terpal.Akibat warga pengungsi yang membangun tenda ditengah jalan, jalur lalu lintas provinsi yang menghubungkan tiga kabupaten yaitu Bojonegoro dan Ngawi Jawa Timur dan Kabupaten Blora terganggu. Pasalnya tenda-tenda yang ada di tengah jalan itu menutupi lebih dari setengah badan jalan yang memiliki lebar 12 meter.Juru bicara pemerintah kota Bojonegoro Joni Nurharianto mengatakan akan tetap mengkoordinasi bantuan untuk para pengungsi yang tercatat lebih dari 50 ribu orang. Bantuan berupa perahu karet dari Satkorlak Jawa Timur dan Satkorlak Bojonegoro barupa bantuan logistik dan alat-alat kesehatan. Dapur umum dan posko kesehatan berada dilokasi yang mudah dijangkau oleh warga. sujatmiko