TEMPO Interaktif, Jambi: Hujan lebat di hampir seluruh wilayah Provinsi Jambi sejak tiga hari lalu telah mengakibatkan beberapa kawasan terendam banjir, sehingga mengharuskan warga terpaksa mengungsi. Namun banjir itu kini sudah mulai surut dan sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.Beberapa daerah yang dilanda banjir tersebut, antara lain kawasan Desa Tirtamulya Kuamangkuning, Kecamatan Pelepatilir, Kabupaten Bungo, dan Desa Tanjungtayas dan Pematangpauh, Kecamatan Tungkalulu, Kabupaten Tanjungjabung Barat. Banjir yang melanda Desa Tirtamulya Kuamangkuning, telah menggenang sedikitnya 49 unit rumah dengan ketinggian air mencapai 50 - 100 sentimeter. Begitu pula warga Desa Tanjungtayas dan Pematangpauh, juga mengalami nasib yang sama. Usman, 45 tahun, salah seorang warga Desa Tanjungtayas, menyatakan, warga telah terbiasa dengan banjir yang hampir setiap tahun melanda. "Biasa saja mas ini sudah menjadi langganan warga sini, makanya warga disini tidak merasa terkejut lagi", ujarnya. Para korban banjir kini sedang sibuk membersihkan rumah mereka masing-masing, setelah hampir dua hari mengungsi ketempat-tempat dianggap aman atau terpaksa menginap dirumah warga lainnya yang tidak tergenang air. Menurut Encep Zarkasi, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Barat, pemerintah daerah setempat terus melakukan pantauan terhadap kondisi masyarakat terkena musibah dan pihaknya telah memberikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan. Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, mengharap kepada masyarakatnya, agar selalu waspada dan senantiasa siap dengan kemungkinan datangnya banjir, mengingat musim penghujan baru pada tahap permulaan.Masyarakat diminta untuk terus memperhatikan, apakah solokan atau saluran air lainnya tetap lancar dan terjaga, untuk menghindari banjir yang berdampak lebih buruk lagi. Berdasarkan pantauan Tempo, Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah langganan banjir. Kejadian palng parah terjadi tahun 2003 lalu, ribuan rumah terendam banjir dan sedikitnya menelan empat orang korban jiwa serta kerugian material mencapai puluhan miliar rupiah. SYAIPUL BAKHORI