TEMPO Interaktif, Kupang:Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warganya untuk memanfaatkan pangan lokal guna mengatasi kekurangan pangan yang saat ini mengancam 468.657 jiwa atau 201.067 keluarga di Nusa Tenggara Timur.Imbauan ini disampaikan Wakil Gubernur NTT, Frans Leburaya, ketika membuka pameran pangan lokal di Kupang, Selasa (25/9). Pameran pangan lokal tersebut diikuti sebagian besar etnis masyarakat NTT, dengan masing-masing memperagakan keterampilan mengolah pangan lokal nonberas menjadi bahan makanan siap konsumsi.Menurut Leburaya, rawan pangan terjadi karena adanya kekeliruan mendasar, terutama dalam pemahaman tentang pangan. "Ada pemahaman bahwa pangan identik dengan beras. Sehingga apabila terjadi kekurangan beras maka muncullah suara-suara mengenai kelaparan. Padahal sejak dulu masyarakat NTT selalu mengkonsumsi jagung, umbi-umbian dan kacang-kacangan," ujarnya.Terkait masalah rawan pangan, Pemerintah NTT telah mengambil empat langkah untuk memantapkan ketahanan pangan masyarakat, yakni penanganan ketersediaan pangan, penanganan distribusi pangan, penanganan kualitas dan diversifikasi pangan dan peningkatan daya beli masyarakat.Menurut Leburaya, di berbagai daerah di NTT, makanan pokok yang menjadi andalan bukan beras. "Bagi masyarakat di Pulau Timor, jagung katemak atau jagung bose merupakan makanan pokok. Di Flores Timur, Lembata, Alor, masyarakat mengandalkan jagung aruw dan jagung titi.Leburaya juga meminta kepada masyarakat NTT untuk mulai mencanangkan setiap dua hari dalam seminggu masyarakat harus mengkonsumsi pangan lokal. "Silakan masing-masing tentukan sendiri harinya. Karena dengan mengembangkan budaya mengkonsumsi makanan lokal, maka dengan sendirinya tidak akan ada lagi kasus rawan pangan dan gizi buruk karena masyarakat tidak akan mengalami kekurangan makanan," katanya.Jems de Fortuna
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
28 hari lalu
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.