TEMPO.CO, Jakarta - Awan kumulonimbus merupakan ancaman bagi setiap penerbangan. Beberapa musibah penerbangan kerap disebabkan gumpalan awan tersebut.
Mantan pilot senior Iwan Hernawan Suryadi Kusuma menjelaskan awan kumulonimbus merupakan kumpulan bongkahan es sebesar bola. Ketebalannya cukup bervariasi dan bisa merentang hingga sepuluh kilometer. (Baca: Begini Kesibukan Risma di Posko Crisis Air Asia)
“Bayangkan jika ada benda dengan kecepatan 900 kilometer per jam menabrak benteng es setebal itu. Bunyinya sangat keras dan bisa mengguncang badan pesawat,” kata Iwan ketika dihubungi, Kamis, 1 Januari 2015. (Baca: Evakuasi Air Asia, TNI AU Punya Senjata Rahasia)
Dalam situasi tersebut, kata Iwan, seorang pilot acap kali harus berteriak untuk memberikan instruksi kepada para kopilot. Pilot juga akan mencari bagian awan yang paling tipis untuk menghindari potensi musibah. (Baca: Kisah Mengharukan Putra Pilot Air Asia)
“Tidak ada aturan yang baku. Semua tergantung perhitungan pilot saat berada di udara,” katanya.
RIKY FERDIANTO
Baca berita lainnya:
Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry
Ahok Promosikan Penemu Puing Air Asia, Siapa Dia?
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501
Pilot Air Asia QZ7510 Terendus Pakai Narkoba
Jasad Pramugari Air Asia Tiba di Pelabuhan Kumai