Banyaknya lahan yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal manusia membuat populasi Tomcat jauh berkurang. "Jadi manusia yang menginvasi tempat perindukan tomcat," kata Yunus. (Baca:Pemerintah DKI Belum Atasi Tomcatdi Marunda)
Bergesernya tempat perindukan tomcat, berupa sawah atau rawa, akan mereduksi jumlah serangga tersebut. Tidak adanya hama wereng dan hama jagung yang menjadi pakan tomcat membuat serangga ini mencari tempat lain untuk hidup.
Tomcat pun hanya muncul pada musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Menurut Yunus, hal itu karena kondisi yang hangat sehingga siklus hidup tomcat lebih cepat. Tidak heran jika kemudian tomcat yang menyerbu rumah warga berukuran lebih besar dan terlihat lebih gemuk. "Banyak yang dewasa, karena siklus hidupnya cepat, 90-100 hari," katanya. (Baca: Sembilan Warga Rorotan Terserang Tomcat)
Meski begitu, warga tak perlu khawatir. Tomcat merupakan serangga yang menyukai sinar, baik matahari ataupun lampu. Mereka yang tinggal di rumah susun, bisa mengantisipasinya dengan memasang kasa dan tidak menyalakan lampu secara terang.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Lainnya:
Teror di Australia, Korban Sempat SMS Ibunya
Mahfud Md.: Penyuap Akil Orang Bodoh
Polisi Australia Janji Bebaskan Sandera Malam Ini
Survei Cyrus: Saatnya Mega dan Ical Lengser