Selain Bangkalan, BNN juga mengendus wilayah bisnis mereka hingga ke Sampang, Sumenep, dan Pemekasan. Di daerah pesisir pantai, para bandar mencekoki nelayan dengan ganja dan sabu-sabu. Dalihnya adalah dengan mengisap narkoba, kekuatan mereka dalam mencari ikan bisa bertahan hingga berhari-hari.
Dengan metode penjualan tiga kali gratis pada transaksi pertama, para nelayan dipastikan akan kecanduan barang tersebut dan bergantung pada bandar. “Jadi semacam doping,” kata Iwan.
Wali Kota Kediri Samsul Ashar mengaku menemukan fakta berbeda. Pengalamannya sebagai dokter spesialis penyakit dalam sekaligus relawan penanggulangan narkoba menemukan modus baru pengedar yang menyasar kalangan santri di pondok pesantren. Barang haram itu disimpan di kopiah, lipatan jilbab, hingga kancing baju yang tak mudah diendus orang lain. “Ciri santri kalau sudah make biasanya diam hingga dua hari,” katanya.
Mengingat tingginya angka penggunaan narkoba di Kediri, Samsul merencanakan pendirian tempat rehabilitasi pecandu narkoba. Dia sepakat para pecandu ini tidak diseret ke pengadilan namun dimasukkan dalam program rehabilitasi.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler
Selidiki Vila di Puncak, Anak Buah Try Menyamar
Try Sutrisno Selidiki Vila Liar Atas Nama Dirinya
Kasus Pemerkosaan Siswi SMK, Korban Diikat
Hadapi Sidang, Hercules Dikawal 10 Pengacara
Rusuh Vila Puncak, Satu Warga Ditangkap