7. Bambang Riyan Setiadi
Dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nopi Indah, adik ipar Djoko, juga mengetahui ada sebuah mobil lain yang diatasnamakan suami Nopi, Bambang Riyan Setiyadi. "Jeep Wrangler itu atas nama suami saya," kata Nopi. Mobil tersebut, kata Nopi, seringkali dipakai oleh Mahdiana.
Diperiksa dalam kesempatan yang sama, suami mengaku identitasnya pernah dipinjam oleh Mahdiana. "KTP saya pernah dipinjam oleh Mahdiana, tapi tidak tahu untuk apa," ujar Bambang Riyan, suami Nopi. Dia mengaku tidak pernah melihat surat tanda nomor kendaraan Wrangler yang menggunakan namanya.
8. Siti Maropah
Dalam pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat, 28 Juni 2013.
Nopi juga mengungkapkan ada mobil lain yang juga dibeli Mahdiana, yaitu KIA Travello. "Itu atas nama ayah saya," ujar dia. Dalam persidangan, terungkap pula Nissan Serena B 1511 BG diatasnamakan ibu kandung Mahdiana, Siti Maropah.
Di sidang itu, hakim Suhartoyo juga mengkonfirmasi mobil-mobil yang sudah disita oleh KPK kepada Jaksa Penuntut KPK. Jaksa Penuntut yang diwakili Mochamad Rum menyebut ada tiga mobil yang disita oleh KPK. "Yang disita hanya Harrier, Jeep Wrangler, dan Nissan Serena," ujar Rum. Sedangkan mobil lainnya, kata dia, belum disita.
Djoko sendiri membenarkan kenal dengan Nopi, Bambang dan Zainal, namun dia belum mau mengkonfirmasi masalah mobil yang diduga berasal dari uang tindak pidana korupsi. "Saya mengenal para saksi, soal aset akan saya jelaskan saat saya diperiksa sebagai terdakwa," ujar Djoko.
9. Erick Maliangkay
Orang ini yang diduga menjadi kunci kepemilikan harta milik Djoko Susilo. Baharatmo Prawiro Utomo, pemilik rumah di Jalan Cikajang Nomor 18 Jakarta Selatan, mengatakan Erick Maliangkay menolak memberitahu nama calon pembeli rumahnya. Belakangan Baharatmo mengetahui pembelinya istri ketiga Djoko Susilo, Dipta Anindita. "Nanti saja. Nanti juga tahu," kata Baharatmo menirukan jawaban Erick saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa, 18 Juni 2013.
Baharatmo menjelaskan Erick Maliangkay menyatakan niatnya membeli tanah dan rumah seluas 246 meter persegi melalui proses penawaran sebanyak dua kali di restoran Warung Daun Wolter Monginsidi Jakarta. Setelah pertemuan kedua, kata Baharatmo, terjadi kesepakatan harga senilai Rp 6,35 miliar dengan Rp 100 juta sebagai uang muka.
Dalam surat dakwaan, Erick Maliangkay merupakan notaris yang menerima kuasa dari Dipta Anindita, mantan Putri Solo, dalam beberapa kali pembelian aset bangunan. Kemudian, kata Baharatmo, ia mengetahui Erick Maliangkay merupakan seorang notaris yang menerima kuasa dari Dipta Anindita. "Saya mengetahui nama Dipta setelah akta jual beli selesai," kata dia.
10. Mudjihardjo
Saksi Krisna Abdulkadir mengatakan pernah didatangi anak buah Inspektur Djoko Susilo, Mudjihardjo. Dia datang untuk membeli tanah dan rumah milik orang tua Krisna di daerah Yogyakarta. Menurut Krisna, saat pertama kali datang, Mudjiharjo tak langsung membeli tanah tersebut. Dia mengaku akan melapor dulu ke orang bernama Djoko perihal harga yang ditawarkan orang tua Krisna.
"Waktu menawar harga, Pak Mudji bilang mau lapor dulu sama atasannya. Kata Mudji atasannya namanya Djoko," katanya saat bersaksi untuk terdakwa Djoko Susilo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat, 21 Juni 2013. Mudji, kata dia, kembali datang dan menyepakati harga tanah dan bangunan itu Rp 3 miliar. Akta jual-beli itu, kata Krisna, diurus oleh notaris Agus Supraptini.
Krisna mengatakkan awalnya tak tahu bahwa Djoko yang dimaksud Mudji adalah Djoko Susilo. Dia baru paham setelah Mudji kembali mendatanginya lantaran dipanggil oleh KPK. Mudji menjelaskan siapa pembeli tanah sebenarnya. Krisna juga mengaku mendapat panggilan yang sama karena pembelian tanah tersebut. "Saya beritahukan kepada dia, reaksinya agak senewen, panik," ujarnya.
LINDA HAIRANI | SUBKHAN JUSUF HAKIM | NUR ALFIYAH | FEBRIANA FIRDAUS | BOBBY CHANDRA
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal