TEMPO Interaktif, Pati - Kondisi pantai di wilayah Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, tampak mengkhawatirkan karena digerus gelombang.
“Ada ratusan rumah, sejumlah sekolah, dan musala dindingnya mulai terkikis akibat gelombang laut yang intensitasnya dalam pekan ini tinggi,” kata Mu’am, warga Desa Kembang, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Kamis (22/7).
Jarak tepian pantai dengan dengan permukiman warga hanya terpisahkan jalan selebar satu meter dari tepi laut. Selain itu, beberapa petak tambak hilang ditelan ombak. Air laut sudah mendekati permukiman penduduk. Padahal sebelumnya masih berjarak berkisar 100-150 meter. Batas sepadan pantai yang dipatok biru, kata Mu’am, sudah tidak lagi terlihat.
Menurut Kepala Desa Tegalombo, Adi Santoso, ribuan tanaman mangrove yang ditanam empat kali, tidak ada yang tersisa.
“Kerugian kami mencapai Rp 3 miliar,” kata Sukarno, penggiat Forum Pengelola Pesisir dan Laut Kecamatan Dukuhseti, Pati.
“Agar penanaman mangrove diberikan pondasi tumpukan batu untuk menahan gelombang,” kata Muhtadi, dari Desa Dilijseti.
Masyarakat setempat sudah berupaya menanggulangi abrasi dengan cara membuat tanggul dari batu dan patok pagar dari bambu. Namun semuanya hilang digerus gelombang. “Untuk mengatasi abrasi itu, kami sudah usulkan pada pemerintah agar dibangun alat pemecah gelombang,” kata Adi Santoso, Kepala Desa Tegalombo.
BANDELAN