RUMAH TINGGAL, 1934-1937
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda banyak penghuninya yang meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw karena sudah lulus belajar. Setelah para pelajar tidak melanjutkan sewanya pada 1934, gedung kemudian disewakan kepada Pang Tjem Jam selama tahun 1934-1937. Pang Tjem Jam menggunakan gedung itu sebagai rumah tinggal.
TOKO BUNGA, 1937-1948
Kemudian pada tahun 1937-1951 gedung ini disewa Loh Jing Tjoe yang menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948).
HOTEL HERSIA, 1948-1951
Dari tahun 1948-1951 gedung berubah fungsi menjadi Hotel Hersia.
KANTOR INSPEKTORAT BEA & CUKAI, 1951-1970
Pada tahun 1951-1970, Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawannya.
MUSEUM SUMPAH PEMUDA, 1973-Sekarang
Pada 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta. Pemugaran selesai 20 Mei 1973. Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.
Gedung Kramat Raya 106 dijadikan museum karena memiliki sederet perjalanan sejarah dan menjadi saksi dari proses panjang pembentukan semangat perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia. Di tempat dilaksanaannya Kongres Pemuda Kedua ini, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan.
Pilihan Editor: Ragam Reaksi terhadap Keinginan Indonesia Bergabung dengan BRICS