Adapun Direktur China-Indonesia Desk CELIOS Muhammad Zulfikar Rakhmat memberikan catatan lain bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS dikhawatirkan akan mempengaruhi independensi Indonesia dalam bersikap di berbagai isu politik luar negeri yang krusial.
“Salah satunya merespons manuver Cina di kawasan Laut Cina Selatan,” tutur Zulfikar.
Adapun hal lain yang perlu menjadi perhatian yaitu negara anggota BRICS seperti Cina dan India memiliki konfrontasi yang intens di tiga wilayah perbatasan kedua negara, meliputi Himachal Pradesh, Uttarakhand, dan Arunachal Pradesh.
Menurut Zulfikar, konflik tersebut berpotensi mengganggu stabilitas hubungan Cina dan India dan secara bersamaan juga akan mempengaruhi kemitraan dalam aliansi BRICS.
Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin: Indonesia Juga Bergabung dengan OECD
Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, berpendapat Indonesia dapat mengambil skenario terbaik yang dapat diambil, yaitu dengan bergabung ke forum BRICS maupun ke Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Hal itu, kata Wijayanto, dapat mendongkrak profil internasional serta meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata global.
“The best scenario adalah bergabung dengan keduanya seperti yang coba dilakukan Thailand dan Turki,” kata Wijayanto dalam keterangan tertulis seperti dikutip Sabtu, 26 Oktober 2024.
Dia menuturkan tidak ada ketentuan formal yang menghalangi Indonesia untuk dapat menjadi anggota dalam kedua forum tersebut sekaligus. Menjadi anggota BRICS tidak harus diartikan menjaga jarak dengan European Union (EU) dan Amerika Serikat yang merupakan anggota OECD. Sebaliknya, menjadi anggota OECD tidak berarti menjaga jarak dengan negara-negara BRICS, terutama Cina dan Rusia.
“OECD dan BRICS bukanlah blok yang rigid, masing-masing anggota tetap bebas melakukan kerja sama,” ucapnya.
Namun, bila nantinya Indonesia harus memilih salah satu forum saja untuk diikuti, harus ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Indonesia. Dalam hal ini, mana yang lebih memberikan keuntungan bagi Indonesia itulah yang harus dipilih. Perlu juga dipertimbangkan forum mana yang lebih menghargai posisi Indonesia, sehingga keanggotaan Indonesia bisa dieksekusi lebih cepat.
Wijayanto menegaskan Indonesia sebaiknya tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk memilih. Menurutnya, bila Indonesia terlalu lama menghabiskan waktu untuk memilih, hal tersebut hanya akan menghasilkan skenario terburuk bagi Indonesia.
“The worst scenario adalah kita dalam posisi digantung. Tidak menjadi bagian dari keduanya adalah akibat kita ragu menentukan sikap,” ucapnya.
VEDRO IMANUEL G | FACHRI HAMZAH | ANTARA
Pilihan editor: Respons Para Menteri setelah Ikut Retreat Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang