TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar dan Koalisi Indonesia Maju mengusung Ridwan Kamil (RK) sebagai calon gubernur Jakarta pada Pilkada 2024. Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengindikasikan hal tersebut usai menghadiri acara puncak peringatan HUT Ke-46 Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) di Jakarta pada Jumat, 2 Agustus 2024.
“Kami sudah (ada) perkembangan tadi pertemuan di Jawa Barat antara Partai Golkar, DPD Partai Golkar, dan juga DPD Partai Gerindra, kemudian ada juga pertemuan antara calon gubernur Jawa Barat, saudara Dedi Mulyadi, dengan pengurus Golkar juga, antara lain wakil ketua, Pak Ade Ginanjar. Jadi, pembicaraan sudah sampai sana,” kata Airlangga menjawab pertanyaan wartawan, dikutip dari Antara.
Meski begitu, Airlangga belum secara tegas mengumumkan keputusan partai untuk mendukung Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, pertemuan dengan Gerindra dan Dedi Mulyadi di Jawa Barat memberikan sinyal kuat mengenai arah dukungan Golkar. “Ya kan sudah jelas kalau Jawa Barat begitu, berarti Jakarta siapa,” ujar Airlangga, mengisyaratkan kemungkinan besar Ridwan Kamil diusung untuk Pilkada Jakarta.
Jika terpilih, Ridwan Kamil akan menjadi salah satu dari deretan tokoh Sunda yang berhasil menjabat sebagai Gubernur Jakarta, mengikuti jejak Ali Sadikin yang pernah memimpin ibu kota pada periode 1966-1977.
Ali Sadikin, lahir pada 7 Juli 1927 di Sumedang, Jawa Barat, salah satu Gubernur Jakarta yang banyak membawa perubahan signifikan. Sebagai seorang pemuda, ia memulai kariernya di militer, bergabung dengan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Ia mendapatkan berbagai pelatihan militer, termasuk di Amerika Serikat, dan berperan aktif dalam berbagai operasi militer selama masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Dilansir dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia, sebelum menjabat sebagai gubernur, Ali Sadikin memiliki berbagai posisi penting di pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Perhubungan dari 1963 hingga 1966 dan Menteri Koordinator Bidang Kelautan dari tahun 1964 hingga 1966. Ia juga aktif dalam sepak bola, menjabat sebagai Ketua Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dari 1977 hingga 1981.
Lahir dari orang tua keturunan Sunda, Ali Sadikin menyelesaikan pendidikan di Politeknik Ilmu Perkapalan Semarang selama masa pendudukan Jepang. Selama Revolusi Nasional Indonesia, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat Angkatan Laut (cikal bakal Angkatan Laut Indonesia) dan berperang melawan Belanda dalam Operasi Produk dan Operasi Kraai. Setelah revolusi, ia tetap berkarir di angkatan laut dan berperang melawan gerakan pemberontak Permesta pada akhir 1950-an.
Pada 1963, Ali diangkat menjadi Menteri Perhubungan oleh Presiden Sukarno. Setahun kemudian, ia ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang baru dibentuk. Pada 28 April 1966, Ali Sadikin diangkat sebagai Gubernur Jakarta, menjadi gubernur pertama di Indonesia yang dilantik di Istana Merdeka.
Sebagai gubernur, Ali Sadikin terkenal karena pembangunan infrastruktur Jakarta. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah proyek besar dilaksanakan, termasuk pembangunan Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol. Ali juga mengizinkan pembangunan proyek hiburan malam, termasuk perjudian, yang menghasilkan pajak untuk pembangunan kota, termasuk proyek Jakarta Islamic Centre. Kebijakan ini dinilai berani.
Di masa kepemimpinannya, terjadi kebangkitan budaya Betawi di Jakarta, dengan pertunjukan Ondel-ondel dan tari topeng Betawi semakin populer. Ali Sadikin dikenal sebagai seorang pemimpin visioner yang berhasil membawa perubahan signifikan bagi ibu kota dan meninggalkan warisan yang berdampak panjang bagi perkembangan Jakarta.
MYESHA FATINA RACHMAN I PUTRI SAFIRA PITALOKA
Pilihan Editor: Kaesang Bilang Tak Takut Lawan Anies dan Ridwan Kamil Jika Diusung di Pilkada 2024