Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Jauh dari Pulau Komodo Krisis Air Bersih dan Minim Akses Pendidikan, Tim Pengmas ITB Turun Tangan

image-gnews
Tim dosen ITB dan warga Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat pelatihan komunikasi bahasa Inggris. Foto: Tim KK LBV FSRD ITB.
Tim dosen ITB dan warga Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat pelatihan komunikasi bahasa Inggris. Foto: Tim KK LBV FSRD ITB.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak masuk dalam daftar keajaiban dunia New 7 Wonders Foundation pada 2012, Pulau Komodo menjadi destinasi wisata favorit turis asing. Menurut data Tempo, diperkirakan jumlah pengunjung turis asing mencapai 134.495 wisatawan dan turis domestik mencapai 66.977 wisatawan sejak 2019 dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Banyaknya jumlah wisatawan itu turut berkontribusi terhadap Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sekira Rp 4.602.517.500 pada 2021. Hal tersebut membuat Taman Nasional Komodo menerima penghargaan penerimaa PNBP tertinggi ke-2 di Indonesia pada tahun yang sama.

Namun, destinasi wisata yang berkelas dunia dan menguntungkan negara itu tidak sebanding lurus dengan kesejahteraan yang diterima masyarakat sekitar Kepulauan Komodo. Salah satunya adalah Desa Pasir Panjang, desa wisata di Kepulauan Komodo Nusa Tenggara Timur yang termasuk Zona Rimba dalam Zonasi Taman Nasional Komodo berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.21/IV-SET/2012.

Tiga jenjang sekolah di tengah destinasi wisata dunia

Desa Pasir Panjang terletak di timur Pulau Rinca. Desa ini berjarak sekira 40 km dari Labuan Bajo dan dapat ditempuh 25 menit menggunakan kapal. Meskipun cukup dekat dengan Labuan Bajo yang sudah memiliki berbagai fasilitas publik sampai bandara, Desa Pasir Panjang hanya memiliki satu aula desa, kantor desa, dan hanya satu puskemas.

Desa ini hanya memiliki tiga sekolah, yakni PAUD, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Padahal, desa ini memiliki 1.800 penduduk dari 500 kepala Keluarga. “Di Sekolah Dasar, jumlah murid itu ada 170 siswa dan ada 13 guru yang ada di SD,” ujar Kepala Sekolah SDN 1 Pulau Rinca, Muhammad Tayeb kepada Tempo pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Tayeb menambahkan bahwa selain keterbatasan guru, materi yang dipelajari siswa di sana hanya berdasarkan buku paket yang diberikan pemerintah. Para siswa jarang sekali mendapatkan materi yang dilakukan dengan alat peraga yang bisa menjadi memotivasi siswa agar terus belajar.

Minimnya fasilitas dan akses sumber bacaan membuat para peserta didik kurang maksimal dalam pembelajaran. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk menjadi nelayan atau bekerja sebagai pemandu wisata. Ketika menjadi pemandu wisata pun, mereka tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, hal yang tentu penting mengingat Kepulauan Komodo menjadi destinasi favorit bagi para turis asing.

“Rata-rata penduduk di sini lulusan SMP. Makannya di sini banyaknya bekerja sebagai nelayan atau pemandu wisata. Pemandu wisata pun kemampuan bahasa Inggrisnya masih kurang. Sangat jarang yang SMA atau berkuliah, itu bisa dihitung jari mungkin satu sampai tiga orang,” ujar Kasmir salah satu mantan Pemandu Wisata Taman Nasional Komodo yang kini memutuskan mengabdi untuk kampungnya kepada Tempo pada Sabtu, 27 Juli 2024.  

Dua orang warga Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) membawa air menuju desa. foto: Tim KK LBV FSRD ITB.

Ibu Mengambil Air Bersih, Anak Sekolah, dan Komodo yang Berkeliaran

Keterbatasan akses dan fasilitas sekolah serta pendidikan bukanlah satu-satunya masalah. Masalah lain berasal dari masih hidupnya hewan liar dari monyet sampai komodo yang berkeliaran tepat di belakang Desa Pasir Panjang.

“Kemarin ada kejadian tanggul pemisah antara kampung kami dan hutan tempat komodo itu ada yang jebol. Jadi sempat ada komodo masuk ke sekolah. Itu semua siswa dan guru panik berhamburan keluar,” kata Kasmir.

Komodo sebenarnya tidak hanya hidup di Pulau Komodo. Tetapi hidup di beberapa pulau di Kawasan Taman Nasional Komodo. Salah satu yang cukup banyak hidup ada di Pulau Rinca, tempat Desa Pasir Panjang berada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ancaman terkaman komodo tidak hanya mengintai anak sekolah, tetapi juga masyarakat yang hendak mengambil air bersih dari sumur yang letaknya ada di tengah-tengah hutan berisi puluhan komodo.

“Alhamdulilahnya belum pernah ada kejadian yang digigit komodo. Karena yang mematikan dari komodo itu kan air liurnya sangat beracun. Tapi yang sebenarnya jadi kendala dari dulu adalah bahwa di desa kami ini kurang sekali air bersih. Itu pun bukan air tawar tapi air payau,” ujar Kuba, Ketua Bumdes Pasir Panjang.

Kuba merasa perhatian Pemerintah hanya pada aspek pariwisata bukan kesejahteraan masyarakat di daerah Taman Nasional Komodo. “Padahal itu kan istilahnya kampung kami, tapi kami tidak mendapatkan apa yang seharusnya kami dapatkan dari kekayaan alam di sekitar kami. Bahkan, kebutuhan mendasar seperti air bersih di kampung kami masih sulit,” tambah Kuba.

Sejatinya sudah ada beberapa instansi termasuk pemerintah yang mencoba membantu menangani berbagai permasalahan di Desa Pasir Panjang itu. Namun, masalah air, pendidikan literasi, sampai cara berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris masih menjadi masalah utama yang belum terentaskan.

Kelompok dosen ITB gelar pelatihan bagi masyarakat Desa Pasir Panjang

Melihat hal ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diwakili Kelompok Keahlian Literasi Budaya Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain (KK LBV FSRD) dan Kelompok Keahlian Fisika dan Teknologi Material Maju FMIPA turun untuk memberikan pelatihan bagi masyarakat di sana.

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) ini terdiri dari sejumlah dosen dan mahasiswa yang berasal dari FSRD dan satu guru besar dari FMIPA. Anggotanya terdiri dari Fatimah Arofiati Noor, Yani Suryani, Dana Waskita, Tri Sulistyaningtyas, Acep Iwan Saidi, Untari Gunta Pertawi, Evi Azizah Vebriyanti, Sira Kamila, dan Yulia Mifftah Huljanah.

“Setelah melakukan kegiatan di Desa Pasir Panjang, kami berencana akan menjadikan desa tersebut sebagai Desa Binaan. Nantinya kami akan bekerja sama dengan fakultas lain, terutama untuk menangani masalah mendasar di Desa Pasir Panjang, yakni air bersih,” kata Yani Suyani dan Dana Waskita selaku Koordinator Tim Pengabdian Masyarakat Pelatihan Komunikasi di Desa Pasir Panjang, Kepulauan Komodo dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Pelatihan tersebut terdiri dari dua kegiatan. Pertama, mengenai panduan komunikasi menggunakan bahasa Inggris dan promosi wisata melalui media sosial bagi pemandu wisata di Desa Pasir Panjang. Kedua, praktik eksperimen literasi sains menggunakan alat peraga untuk memotivasi anak SDN 1 Pulau Rinca.

Kepala Desa Pasir Panjang, Nurdin merasa terharu dan terhormat sudah didatangi ITB untuk turut membantu mengatasi permasalahan yang terjadi di Desa Pasir Panjang melalui program pengabdian masyarakat.

“Ini pertama kalinya ada kampus sebesar ITB yang mau mendatangi kami dan berbagi ilmu. Suatu kebanggaan bagi kami. Semoga kerja sama ini akan terus berlanjut, karena dari pemerintah sendiri belum ada bantuan yang berarti. Padahal Pulau Komodo sudah kelas dunia dan mendatangkan berbagai manfaat bagi negara. Tapi kami masih kesulitan dan mengalami berbagai permasalahan,” ujar Nurdin.

Pilihan Editor: Taman Nasional Komodo Tutup Berkala 2025 Pelancong akan Diarahkan Mengunjungi Desa Wisata

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tim Mahasiswa ITB Latih Warga Desa Kawasan IKN Kelola Sampah Secara Mandiri

12 jam lalu

Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) terlihat dari Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat, 13 September 2024. Komisi V DPR RI menyetujui penyesuaian pagu anggaran tahun 2025 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan penambahan anggaran sebesar Rp40,59 triliun untuk mendukung pembangunan IKN khususnya pengembangan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). ANTARA/M Risyal Hidayat
Tim Mahasiswa ITB Latih Warga Desa Kawasan IKN Kelola Sampah Secara Mandiri

Kelompok mahasiswa ITB melatih warga di area IKN di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, untuk mengelola sampah secara mandiri.


FSGI Pertanyakan Tujuan Rencana Pengembalian Ujian Nasional

13 jam lalu

Sejumlah siswa SMA Negeri 4 Medan berada di luar kelas menunggu jaringan kembali normal sementara siswa lainnya mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama, di Medan, Sumatera Utara, Senin, 1 April 2019. ANTARA
FSGI Pertanyakan Tujuan Rencana Pengembalian Ujian Nasional

Dia menyoroti adanya kecurangan yang mencoreng integritas pendidik dan peserta didik bila Ujian Nasional kembali diterapkan.


Dosen ITB Perihal Larangan iPhone 16 di Indonesia karena TKDN: Nggak Bermasalah Kalau Mau Roaming

1 hari lalu

Warga memenuhi Apple Store saat iPhone 16 mulai dijual, di Beijing, Cina, 20 September 2024. REUTERS/Florence Lo
Dosen ITB Perihal Larangan iPhone 16 di Indonesia karena TKDN: Nggak Bermasalah Kalau Mau Roaming

Dosen ITB jelaskan persoalan tentang iPhone 16 yang dilarang masuk Indonesia oleh Kementerian Perindustrian dan IMEI-nya mau dinonaktifkan.


Mahasiswa ITB dan Warga Hidupkan Lagi Potensi Wisata Alam Curug Cibodas di Purwakarta

3 hari lalu

Pengunjung Curug Cibodas Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. (Dok.YouTube Purwakarta TV)
Mahasiswa ITB dan Warga Hidupkan Lagi Potensi Wisata Alam Curug Cibodas di Purwakarta

Kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lokadewis, bersama warga Kampung Cibodas, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, menghidupkan kembali potensi wisata alam curug atau air terjun


Profil Sigit Puji Santosa, Perancang Mobil Maung MV3 Garuda Limousine Buatan PT Pindad

3 hari lalu

Presiden Prabowo Subianto (tengah) menggunakan kendaraan Pindad Maung MV3 Garuda Limousine saat menyapa warga usai acara pelantikan di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 20 Oktober 2024. Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengungkapkan Presiden Prabowo menginstruksikan agar seluruh mobil dinas menteri dan eselon 1 menggunakan kendaraan produksi dalam negeri, salah satunya Pindad Maung.Shutterstock
Profil Sigit Puji Santosa, Perancang Mobil Maung MV3 Garuda Limousine Buatan PT Pindad

Salah satu sosok penting di balik pengembangan mobil Maung MV3 Garuda adalah Profesor Sigit Puji Santosa, Direktur Teknologi dan Pengembangan Pindad.


PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

4 hari lalu

Ilustrasi siswa sekolah dasar mengikuti upacara. Kementerian Keuangan menyatakan, sejak 2015 hingga 2023, sebesar Rp 4.006,1 triliun alokasi APBN untuk membentuk sumber daya manusia unggul melalui pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Dok. Kemenkeu
PSPK Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Ini Alasannya

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, telah menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan wajib belajar 13 tahun.


Komisi X DPR Bilang akan Advokasi Anggaran Pendidikan Supaya Lebih Efektif

4 hari lalu

Ilustrasi siswa sekolah dasar mengikuti upacara. Kementerian Keuangan menyatakan, sejak 2015 hingga 2023, sebesar Rp 4.006,1 triliun alokasi APBN untuk membentuk sumber daya manusia unggul melalui pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Dok. Kemenkeu
Komisi X DPR Bilang akan Advokasi Anggaran Pendidikan Supaya Lebih Efektif

JPPI menilai anggaran pendidikan 20 persen digunakan secara suka-suka oleh pemerintah.


Republik Cek Buka Kantor Konsulat di UGM

5 hari lalu

Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, Jaroslav Doleek, kedua dari kanan, meresmikan Kantor Perwakilan Konsulat Jenderal Kehormatan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa, 29 Oktober 2024 (TEMPO/Shinta Maharani)
Republik Cek Buka Kantor Konsulat di UGM

Kedutaan Besar Republik Cek membuka Kantor Perwakilan Konsulat Jenderal Kehormatan di UGM untuk memperkuat kerja sama pendidikan dan budaya.


Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Peluang Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

5 hari lalu

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Ketua Komisi X DPR Buka Suara soal Peluang Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan akan mengkaji Kurikulum Merdeka.


LPSK Masih Menelaah Permohonan Perlindungan Rudy Soik yang Berseteru dengan Polda NTT

5 hari lalu

Komisioner Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias (kiri) dan Sri Suparyati (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
LPSK Masih Menelaah Permohonan Perlindungan Rudy Soik yang Berseteru dengan Polda NTT

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) masih menelaah permohonan perlindungan Inspektur Dua (Ipda) Rudy Soik.