TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Pilkada Jakarta 2024 kini sudah mulai ramai dibicarakan. Nama Anies Baswedan disebut-sebut bakal diajukan lagi sebagai kandidat gubernur. Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai peluang Anies sangat bergantung pada kompetitior yang dihadapi serta partai pengusungya.
“Karena konteksnya berbeda Pilpres dengan Pilgub, kalau Pilpres lawannya yang dihadapi Prabowo-Gibran, di Pilgub kan bisa jadi lawannya lebih mudah dikalahkan oleh Anies secara elektoral,” ujar Bawono kepada Tempo pada Rabu, 27 Maret 2024.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU kemarin, Anies-Muhaimin hanya memenangkan dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Barat. Menurut Bawono, meskipun Anies merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta, namun dia dan Muhaimin gagal mendulang kemenangan di wilayah tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa DKI Jakarta bukanlah basis politik yang kokoh bagi Anies.
“Ini tentu ada pertanyaan, bagaimana kalau Anies maju di Pilgub DKI Kembali di November mendatang, apakah menang atau justru akan gagal kembali seperti di Pilpres?” kata Bawono.
Dia lalu merinci hasil survei nasional yang dilakukan Indikator Politik saat masa kampanye Pilpres kemarin, salah satunya survei di DKI Jakarta. Beberapa nama yang muncul di papan atas dalam simulasi yakni Basuki Tjahja Purnama, Ridwan Kamil, hingga Anies Baswedan.
Nama-nama tersebut tentunya harus menjadi pertimbangan Anies jika maju ke Pilgub DKI. Bawono mencontohkan satu nama, yaitu Ridwan Kamil alias RK. Dia menilai, RK mempunyai elektabilitas yang tinggi, terlebih namanya sudah disebut-sebut oleh Partai Golkar.
“Ini tentu tidak akan jadi persaingan yang mudah bagi Anies Baswedan di Pilgub DKI karena Ridwan Kamil memiliki potensi elektabilitas yang kuat di DKI Jakarta meskipun beliau dari Jawa Barat,” ujar Bawono.
Namun, terlepas dari potensi menang atau tidaknya Anies jika maju ke Pilgub 2024, keikusertaan Anies juga bergantung dari partai-partai pengusungnya.
“Apakah PKB, NasDem, PKS akan mau mencalonkan Anies, karena mereka yang menjadi bagian pengusung Anies-Muhaimin di Pilpres kemarin,” imbuhnya.
Bawono juga menyoroti, sementara, di saat bersamaan NasDem juga sudah menggadang-gadang calonnya seperti Ahmad Sahroni. Di sisi lain, PKB juga mulai mengeluarkan nama seperti Ida Fauziah.
“Nah, itu sangat tergantung pada tiket akan diberikan ke Anies atau tidak,” tutur Bawono.
Lebih lanjut, Bawono juga menekankan, Anies harus menimbang betul apakah keikutsertannya di Pilgub DKI nanti akan berbuah kemenangan atau kekalahan.
Musababnya, daya tawar politik dan citra Anies di masa depan nantinya akan dinilai sangat tidak bagus jika dalam satu tahun Anies mengalami dua kekalahan dalam kontestasi politik, yakni Pilpres dan Pilgub DKI.
Pilihan Editor: Ridwan Kamil Akan Putuskan Ikut Pilkada Jakarta atau Jawa Barat pada Juni 2024