TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace Indonesia menduga ada kepentingan oligarki di balik peserta Pemilu 2024, baik pilpres maupun pileg. "Contoh mereka akan bisa masuk mulai dari pendanaan, kemudian keterlibatan di dalam tim pemenangan," ujar Iqbal Damanik, Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Jumat, 6 Oktober 2023.
Kepentingan oligarki, kata dia, bisa masuk ke dalam proses politik karena biaya politik dan kampanye yang tinggi. "Di situlah masuknya oligarki dengan kekuatan uang untuk membajak demokrasi kita dalam hal ini posisi elektoral," ujar dia.
Dia menduga kepentingan oligarki juga kuat mewarnai perumusan kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah dan parlemen hasil Pemilu. "Intervensi oligarki sangat tinggi yang melemahkan perlindungan dan penegakan hukum serta perlindungan lingkungan hidup," ujar dia.
Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari aksi-aksi penolakan masyarakat sipil terhadap berbagai kebijakan, seperti aksi Save KPK Reformasi Dikorupsi, tolak Omnibus Law, dan UU Minerba. "Kami ingin mengingatkan kembali pernah ada aksi-aksi ini," ujar dia.
Selain itu, dia melihat ada dugaan konflik kepentingan di dalam pembuatan undang-undang, terutama Undang-Undang Cipta Kerja. "Banyak politisi memiliki tambang-tambang batu bara dan tambang-tambang idustri berbasis lahan," ujar dia.
Greenpeace mengimbau kepada seluruh kandidat dalam Pemilu 2024, baik capres maupun caleg, untuk memiliki komitmen terhadap lingkungan. "Untuk bisa memiliki aksi dan komitmen nyata untuk melindungi bumi dan manusia dari krisis iklim," ujar dia.
Greenpeace menyampaikan pesan itu melalui kampanye gurita monster oligarki di Bundaran HI, Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023. Kampanye itu berbentuk gurita raksasa yang mencengkeram tiga manekin bertopeng wajah tiga bacapres, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Polisi membubarkan aksi itu saat tiba di lokasi menjelang pukul 06.30. Mereka segera membawa para pegiat Greenpeace ke dalam mobil polisi. Rahma Sofiana, Juru Kampanye Media, mengatakan polisi membawa mereka ke Polsek Menteng. "Menteng," ujar dia kepada Tempo, Jumat, 6 Oktober 2023.
Ketika Tempo mendatangi Polsek Menteng, salah satu polisi yang enggan menyebutkan namanya mengatakan pihaknya membubarkan aksi itu karena tidak memiliki izin. "Itu enggak ada izinnya," ujar dia.
Dalam aksi itu, sejumlah 12 orang pegiat Greenpeace menyelam ke dalam kolam Bundaran HI seraya membawa poster-poster bertuliskan "Pilih Bumi, Bukan Oligarki", "Vote for Climate Not Oligarchy", dan "Tercekik Polusi Udara, Tercekik Kabut Asap Karhutla
Pilihan Editor: Polisi Bubarkan Kampanye Monster Oligarki Bergambar Wajah Prabowo, Ganjar, dan Anies