TEMPO.CO, Jakarta - Operasi pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens memakan korban. Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin tewas dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di wilayah Mugi-Mam, Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu, 13 April 2023, pukul 16.30 WIT.
Kronologi penembakan
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman menjelaskan peristiwa bermula saat KKB menembak prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT. Arifin kemudian tewas tertembak dan jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 15 meter.
"Yang bersangkutan diketahui meninggal dunia," kata Herman dalam keterangan tertulis, Minggu, 16 April 2023.
Saat dilakukan proses evakuasi Pratu Arifin, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya dan terjadi kontak senjata.
"Akibat kejadian itu masih belum diketahui secara pasti berapa jumlah prajurit yang menjadi korban, baik yang gugur maupun luka-luka," kata Herman.
Saat ini, kata Herman, pihaknya sedang melaksanakan pemantauan dan proses evakuasi.
"Meskipun cuaca yang tidak menentu yang terkadang hujan dan berkabut mempengaruhi proses pemantauan, evakuasi dan koordinasi dengan pasukan di lapangan," kata dia.
Beredar kabar ada sembilan prajurit yang gugur
Sebelumnya, beredar kabar ada 6 prajurit TNI yang gugur dalam baku tembak dengan KKB di Nduga. Belakangan, jumlahnya dikabarkan bertambah menjadi 9 prajurit dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim terlibat penembakan tersebut.
Penembakan terhadap prajurit TNI disebut dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM di bawah komando Perek Jelas Kogeya dan pasukan.
"Mereka sudah membunuh 9 orang, bukan 6," kata juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom saat dihubungi, Minggu, 16 April 2023.