Hikayat Sri Sultan Hamengkubuwono VII, Disebut sebagai Sultan Sugih dan Sultan Sepuh, Ini Alasannya

Sultan Hamengkubuwono VII. wikipedia.org
Sultan Hamengkubuwono VII. wikipedia.org

TEMPO.CO, JakartaSri Sultan Hamengkubuwono VII lahir pada 4 Februari 1839, 183 tahun lalu dengan nama asli Raden Mas Murtejo, putra Hamengkubuwono VI. Ia naik takhta menjadi raja Kesultanan Yogyakarta menggantikan sang ayah pada 13 Agustus 1877. Selama memerintah, ia memiliki beberapa julukan, yakni Sinunan Behi dan Sultan Ngabehi atau kerap disebut Sultan Sugih.

Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VII, banyak didirikan pabrik gula di daerah Yogyakarta yang keseluruhan berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik tersebut dapat menghasilkan keuntungan kepada Hamengkubuwono VII sebesar F200.000,00. Akibatnya, julukan Sultan Sugih disematkan kepadanya lantaran ia memiliki kekayaan cukup banyak kala itu.

Masa pemerintahannya pun menjadi masa transisi menuju modernisasi di Yogyakarta. Hal ini terwujud dari banyaknya sekolah modern yang didirikan, bahkan ia tidak jarang mengirim putra-putranya untuk bisa menempuh pendidikan di Negeri Kincir Angin, Belanda, sebagaimana dikutip dalam buku Sejarah Indonesia Modern

Baca: Pembongkaran Peninggalan HB VII Gagal

Pada 29 Januari 1921, Hamengkubuwono VII yang kala itu berusia 81 tahun memutuskan untuk turun takhta dan mengangkat putra mahkota untuk penggantinya. Kabarnya, penurunan dan pengangkatan takhta ini masih dipertanyakan keabsahannya lantaran putra mahkota, Gusti Raden Mas Akhdiyat, putra Hamengkubuwono VII nomor 14 yang seharusnya menggantikannya, tiba-tiba meninggal dunia dan sampai sekarang belum diketahui penyebabnya.

Namun, terdapat sebuah dugaan yang muncul bahwa adanya keterlibatan pihak Belanda yang tak setuju putra mahkota menggantikan Hamengkubuwono VII. Sebab, putra mahkota terkenal selalu menentang aturan-aturan yang diproduksi susunan pemerintah Batavia sehingga Hamengkubuwono VIII menduduki takhta tertinggi itu.

Mengutip buku Sejarah raja-raja Jawa: Sejarah Kehidupan Kraton dan Perkembangannya di Jawa, biasanya, dalam pergantian takhta raja kepada putra mahkota adalah menunggu sampai sang raja yang berkuasa meninggal dunia. Namun, kala itu, pengangkatan Hamengkubuwono VIII dilaksanakan ketika Hamengkubuwono VII masih hidup. Dengan besar hati, Hamengkubuwono VII mengikuti keinginan Hamengkubuwono VIII yang secara politis telah menduduki kondisi dalam pemerintahan kerajaan. Pada 30 Januari 1921, ia resmi turun takhta dari Kesultanan Yogyakarta.

Setelah turun takhta, Hamengkubuwono VII pernah mengatakan "Tidak pernah ADA raja yang meninggal di keraton setelah saya" yang artinya sampai sekarang masih dipertanyakan. Sebab, bagi warga Jawa adalah suatu kebanggaan jika seseorang meninggal di rumahnya sendiri. Hamengkubuwono VII meninggal dunia di Pesanggrahan Ambarrukmo pada 30 Desember 1931 ketika berusia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Imogiri, Yogyakarta.

Melansir p2k.unkris.ac.id, adapun silsilah dari Sultan Hamengkubuwono VII adalah ia anak tertua dari Sultan Hamengkubuwono VI dari istri pertamanya, Kanjeng Ratu Sepuh Luhur dan diangkat menjadi anak oleh Ratu Kencana. Hamengkubuwono VII memiliki 18 istri dengan jumlah anak seluruhnya sebanyak 49 orang yang terdiri dari 31 anak laki-laki dan 38 anak perempuan. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Kereta HB VII Dipilih Putri Sultan untuk Kirab

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.








Tingkatkan Kualitas Layanan ke Pelanggan, Lintasarta Luncurkan Contact Center di Yogyakarta

3 jam lalu

Tingkatkan Kualitas Layanan ke Pelanggan, Lintasarta Luncurkan Contact Center di Yogyakarta
Tingkatkan Kualitas Layanan ke Pelanggan, Lintasarta Luncurkan Contact Center di Yogyakarta

Tingkatkan Kualitas Layanan ke Pelanggan, Lintasarta Luncurkan Contact Center di Yogyakarta


Hujan Ekstrem Dampak Siklon Tropis Herman Rusak Belasan Rumah di Yogyakarta

4 jam lalu

Pohon tumbang menimpa sejumlah kios di Pasar Giwangan Kota Yogyakarta saat hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang, Kamis sore 30 Maret 2023. Cuaca buruk hujan ekstrem itu dampak tak langsung dari Siklon Tropis Herman.  (Dok. BPBD Kota Yogyakarta)
Hujan Ekstrem Dampak Siklon Tropis Herman Rusak Belasan Rumah di Yogyakarta

Di Kota Yogyakarta, dampak hujan ekstrem itu terjadi di 11 titik. Pohon dibuat bertumbangan menutup enam akses jalan.


Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Yogyakarta Soroti Potensi Pasar Wisata yang Hilang

6 jam lalu

Pemain Timnas Indonesia U-20 berkumpul setelah mendengarkan kabar FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada Rabu malam, 29 Maret 2023. Instagram/PSSI
Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Yogyakarta Soroti Potensi Pasar Wisata yang Hilang

Dalam Piala Dunia U-20 2023 itu, salah satu venue untuk tuan rumah gelaran itu rencananya akan dihelat di Kota Solo yang dekat dengan Yogyakarta.


10 Kota dengan Tingkat Gemar Membaca Tertinggi di Indonesia, Yogyakarta Urutan Pertama, Karawang urutan 9

9 jam lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
10 Kota dengan Tingkat Gemar Membaca Tertinggi di Indonesia, Yogyakarta Urutan Pertama, Karawang urutan 9

Perpustakaan Nasional merilis hasil survei Tingkat Gemar Membaca atau TGM Indonesia tahun 2022. Hasilnya tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia sebesar 63,9 poin. Skor tersebut meningkat 7,4% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 59,52 poin.


Lebaran 2023: Organda DIY Prediksi Pengguna Bus Naik 25 Persen, Tarif juga Naik

13 jam lalu

Suasana Terminal Giwangan Yogyakarta pada hari pertama penyekatan mudik lebaran, Kamis 6 Mei 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Lebaran 2023: Organda DIY Prediksi Pengguna Bus Naik 25 Persen, Tarif juga Naik

Pada libur Lebaran 2023, diprediksi sekitar 5,8 juta pemudik akan memasuki wilayah Yogyakarta.


Hujan dan Angin Landa Yogyakarta Hari ini, Begini Prediksi Cuaca BMKG Hingga Akhir Pekan

21 jam lalu

Pohon tumbang menimpa sejumlah kios di Pasar Giwangan Kota Yogyakarta pasca terdampak hujan disertai angin kencang Kamis sore 30 Maret 2023. Dok.BPBD Kota Yogyakarta
Hujan dan Angin Landa Yogyakarta Hari ini, Begini Prediksi Cuaca BMKG Hingga Akhir Pekan

BPBD Kota Yogyakarta mencatat hujan disertai angin kencang itu menimbulkan berbagai kerusakan.


Meski Gerimis, Aksi Ngabuburit Jazz Caravan di Titik Nol Yogyakarta Dipadati Warga

22 jam lalu

Belasan musisi jazz tampil dengan mobil karavan di sela ngabuburit di depan Kantor Bank Indonesia, kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta Kamis 30 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Meski Gerimis, Aksi Ngabuburit Jazz Caravan di Titik Nol Yogyakarta Dipadati Warga

Dalam jazz karavan ini ada sesuatu yang unik untuk dinikmati masyarakat sembari ngabuburit.


Cuti Bersama Lebaran Maju, Yogyakarta Siapkan Rekayasa Baru Cegah Kepadatan Lalu Lintas

1 hari lalu

Wisatawan masih memadati kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta di hari terakhir libur cuti bersama Lebaran pada Minggu, 9 Juni 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Cuti Bersama Lebaran Maju, Yogyakarta Siapkan Rekayasa Baru Cegah Kepadatan Lalu Lintas

Yogyakarta bersiap jika harus menyiapkan rekayasa lalu lintas baru yang berbeda dengan masa libur Lebaran tahun sebelumnya.


Kunjungan Wisata Menurun Saat Ramadan, Yogyakarta Dorong Wisata Religi

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Pemkot Yogyakarta
Kunjungan Wisata Menurun Saat Ramadan, Yogyakarta Dorong Wisata Religi

Penurunan kunjungan wisata saat Ramadan bisa terlihat baik dari tingkat hunian hotel ataupun kondisi di destinasi wisata.


Kejahatan Jalanan Coreng Wisata Karena Terus Berulang, Yogyakarta Wacanakan Satgas Khusus

1 hari lalu

Satpol PP Kota Yogyakarta mengintensifkan patroli malam hingga area perkampungan dalam mencegah potensi kejahatan jalanan melibatkan remaja yang belakangan marak memasuki ramadan. Dok. Satpol PP Yogyakarta
Kejahatan Jalanan Coreng Wisata Karena Terus Berulang, Yogyakarta Wacanakan Satgas Khusus

Dalam sepekan Ramadan ini, kepolisian setempat telah menindak sedikitnya empat kasus kekerasan jalanan di Yogyakarta.