INFO NASIONAL - Petani Sambas, Kalimantan Barat mengaku produksi pertanian mereka meningkat sejak memanfaatkan stimulan alat dan mesin pertanian dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Sukiman, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Dare Nandung 1, Kecamatan Semparuk, Desa Semparuk, bercerita bahwa dulu kelompoknya menggunakan mesin penggiling padi dengan kapasitas kecil, kurang dari 0,5 ton/jam. Pengeringannya pun dilakukan secara manual dengan bantuan terpal dan sinar matahari.
"Saat ini performa Poktan Dare Nandung 1 berubah drastis setelah menerima bantuan vertical dryer padi kapasitas 10 ton dan rice milling unit sejak tahun 2018. Kami mampu memproduksi benih padi dengan nilai Rp 3 Milyar per tahun. Selain itu, kapasitas gudang penyimpanan gabah dan beras meningkat 3 kali lipat dari bantuan yang pernah diberikan pemerintah," ujar Sukiman, Rabu, 16 Maret 2022.
Sukiman juga mempelopori penanaman padi dengan IP400 melalui sistem irigasi memanfaatkan air laut. Bahkan telah berhasil mengekspor beras merah 1 ton per bulan ke Malaysia pada Tahun 2019.
Investasi dimanfaatkan Poktan melalui pembelian unit combine harvester dan color sorter serta perluasan gudang baru. Poktan juga memproduksi pupuk organik untuk areal sawah yang menghasilkan beras organik.
"Saat ini, Poktan bekerjasama dengan pemda kabupaten Sambas untuk mensuplai beras kepada ASN. Kami juga sedang melakukan perluasan usaha untuk memproduksi keripik keladi sebagai program pemerintah one village one product," tutur Sukiman.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Kementan, Gatut Sumbogodjati, mengapresiasi keberhasilan Poktan Dare Nandung 1. Menurutnya, inilah tujuan Kementan memberi bantuan alsintan, yakni dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.
"Bila usahanya berkembang maka dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produknya dengan merevitalisasi atau melengkapi Rice Milling Unit (RMU) yang dikelola sehingga usahanya menjadi naik kelas," kata Gatut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan mekanisasi pertanian merupakan salah satu program prioritas yang menjadi concern Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian harus naik kelas, bahkan dapat melakukan ekspor beras. Kementan mendukung penambahan investasi dengan dana KUR, pasalnya dana APBN yang terbatas maka petani harus berpikir dan bertindak maju.
"Kami berharap nantinya keseluruhan proses hulu - hilir dikorporasikan dengan baik dibantu pada aspek permodalan dengan KUR. Saya harap dengan tambahan investasi ini kualitas beras makin baik dan bisa kontinu menembus pasar ekspor," kata Suwandi. (*)