TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan, Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, meminta PT Dirgantara Indonesia atau PT DI bisa mengembangkan produk prototipe yang dihasilkan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pertahanan dan TNI. Tujuannya agar hasil penelitian ini tidak hanya berakhir di prototipe saja.
"Tetapi terus dikembangkan menjadi produk yang dapat diproduksi dan dipakai oleh pengguna”, kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Februari 2022.
Permintaan ini disampaikan Herindra saat mengunjungi pabrik PT DI di Bandung, Jawa Barat, pada hari yang sama. Di sana, Herindra bertemu dengan Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan.
Di lokasi ini, Herindra meninjau beberapa fasilitas. Antara lain Gedung Pusat Teknologi, Hanggar Final Assembly Line-Fixed Wings, Hanggar Pesawat N219, dan Hanggar Rotary Wings.
Kemenhan menjelaskan tujuan kunjungan Herindra ini adalah sebagai tindak lanjut dari perintah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke PT DI. Di antaranya untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas, serta kemampuannya, demi mengembalikan kejayaan industri dirgantara nasional.
Herindra mengatakan sejumlah kekurangan dari produk-produk prototipe di Litbang adalah hal yang wajar. "Namun di masa mendatang dapat terus diperbaiki dan dikembangkan, agar produk hasil Litbang semakin baik dan sempurna menjadi produk unggulan industri pertahanan dalam negeri," kata dia.
Dua pekan sebelumnya, Prabowo juga bertandang ke pabrik PT DI di Bandung ini. Saat itu, Prabowo hadir di acara MoU kerja sama PT DI dengan Jet Investment Group SARL di Hanggar Fixed Wing.
PT DI dan Jet Investment Group SARL akan bekerja sama dalam hal pemenuhan rencana pengadaan pesawat CN235 untuk kurun waktu 10 tahun ke depan, baik oleh Jet Investment Group SÀRL maupun calon pembeli potensial dari Jet Investment Group SÀRL, lalu dibarengi dengan upaya bersama dalam meningkatkan kapasitas produksinya.
Ketua Umum Partai Gerindra ini saat itu juga telah meminta PT DI meningkatkan kapasitas produksi pada pesawat CN-235. Dari saat ini empat unit per tahun menjadi 24 unit per tahun pada tiga tahun mendatang.
Prabowo saat itu menyebut Kementerian Pertahanan terus mendukung dengan adanya kesepakatan transfer teknologi an ofset dari negara lain. "Kita boleh beli sebagian dari negara mitra di luar negeri, tapi syaratnya ada ToT dan ofset. Dia harus membantu mengembangkan PT DI. Dia harus investasi di sini," kata Prabowo.