Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kontribusi Riset Humaniora untuk Masyarakat Rentan

image-gnews
Diskusi online KSIxChange#36 bersama ALMI Special Scientist Series bertajuk
Diskusi online KSIxChange#36 bersama ALMI Special Scientist Series bertajuk "Bagaimana Ilmu Sosial Humaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi COVID-19?" yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (21/9)
Iklan

INFO NASIONAL-Masyarakat rentan merupakan kelompok  yang  kerap terlupakan dalam kebijakan negara.  Riset sosial humaniora diharapkan memberikan kontribusi pemikiran sehingga kebijakan yang diambil akan mampu mengentaskan permasalahan kerentanan yang dialami kelompok tertentu. Riset sosial humaniora berupaya memahami variasi kerentanan dan identifikasi masalah agar kebijakan negara tepat sasaran.

Ketua Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Sri Fatmawati berpandangan, ilmu sosial dan humaniora  mempelajari aspek kehidupan manusia agar bisa memahami aspek fenomena sosial. Termasuk menemukan permasalahan dan mengomunikasikan permalasahan tersebut kepada para pemangku kebijkan secara efektif. Tujuanya agar dapat disusun kebijakaan dan bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Pandemi Covid -19 sejak awal Maret 2020 berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Selain pembatasan diri untuk berkumpul dengan  orang lain, aktivitas bekerja dan belajar dari rumah, kelompok masyarakat rentan pun terdapak pandemi.Diantaranya para  penyandang  penyakit kronis, penyadang disabilitas,  kelompok perempuan,  minoritas  penganuta agama  dan kepercayaaan..

“Di sinilah peran  kahadiran ilmu sosial untuk memeriksa  berbagai aspek yang mungkin dilakukan pemangku kebijakan, serta memberi jawaban untuk mengurangi berbagai ketimpangan sosial,” ujar  Fatmawati.

Untuk dapat mendukung proses pengambilan kebijakan terhadap kelompok masyarakat rentan, KSIxChange  bekerjasama denga ALMI Special Scientist Series mengadakan Webinar  berjudul “Bagaimana  Ilmu Sosial HUmaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi Covid-19 pada 21 September 2021.

Kepala Pusat Kajian Literasi di Universitas Negeri Semarang (UNNES Zulfa Syakhiyya mengatakan, berdasarkan studi kelompok yang paling retan dengan pandemi Covid19 yakni  guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).  Pengajar PAUD yang hampir 95 persen kaum perempuam dianggap perpanjangan dari peran ibu di rumah. Gaji mereka pun di bawa Upah Minimum Regional (UMR)  bahkan ada yang dibayar secara sukarela tanpa  tunjangan profesionalistas. Di masa pandemi banyak sekolah PAUD swasta  menonaktifkan gurunya.

Kasus kedua, child married atau pernikahan anak di bawah umur pada siswa SMP dan SMA. Selama pandemi, data Komisi Perempuan memperlihatkan, angka child married meningkat hingga 300 persen . Salah satunya disebabkan tingginya angka putus sekolah siswa perempuan di masa pandemi.  Dengan alasan membantu ekonomi keluarga dan mengurangi beban hidup orang tua, mereka harus menikah.

Padahal, pernikahan dini tersebut merenggut hak anak untuk meraih pedidikan  lebih tinggi dan  potensi mereka mengaktualisasi diri ke depannya. Dampak lain child married yakni meningkatkan angka kematian ibu, bayi stunting, angka perceraian tinggi dan kekerasan dalam rumah tangga.

Temuan riset lainnya pengaburan antara ruang domestik dan ruang pubik bagi  dosen peremuan karena lebih banyak bekerja dari di rumah selama pandemi.“Para ibu dosen bekerja di rumah, di saat yang sama anak-anak mereka juga belajar dari rumah. Di satu sisi mereka harusmengerjakan pekerjan kantor, disisi lain harus mendidik anak-anaknya di rumah,” kata Zulfa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kesempatan yang sama, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ahmad Najib Burhani, penanganan pandemi membutuhkan perspektif luas, tidak cukup hanya dari aspek medis. Memahami resistensi sebagian kelompok terhadap vaksin, penolakan pemakaman dengan protokol kesehatan, hingga penolakan beribadah di rumah bisa dikaji secara sosial humaniora (soshum). Sebab, sebagian hambatan penanganan pandemi berlatar faktor agama, budaya, dan sosial masyarakat.

“Melalui riset sosial humaniora, keluaran kebijakan berbasis bukti kedepannya diproyeksikan akan mampu mengentaskan permasalahan kerentanan yang dialami kelompok tertentu,  dalam hal ini minoritas agama dan etnis, orang miskin, perempuan dan/atau pengasuh dengan beban ganda, penyandang disabilitas, penderita penyakit kronis, dan pekerja kreatif tanpa keamanan pekerjaan,”ujarnya.

Sedangkan peneliti Ekonomi Universitas Indoensia, Teguh Hartanto berpendapat, penyusunan kebijakan terkadang hanya menggunakan persepktif ekonomi, “Padahal pendekatan sosial humaniora memiliki peran penting dalam memetakan kelompok rentan yang belum mendapatkan bantuan ekonomi dengan lebih tepat sasaran, sekaligus membantu pemerintah mendesain kebijakan proteksi sosial yang sifatnya inklusif dan adaptif merespons perubahan, “katanya.

Riset sosial humaniora jug adapat melengkapi ilmu kedokteran yang biasanya lebih banyak terobsesi pada faktor-faktor sebab akibat. Dalam pandangan peneliti kesehatan Universitas Hasanuddin, Dr Sudirman Nasir, ilmu sosial dapat memetakan dampak covid-19 secara menyeluruh dan melihat kelompok rentan sebagai agen yang sangat aktif dalam kondisi pandemi.

 “Dari sana, pemahaman  terhadap jenis kerentanan sosial dapat meningkat dan membentu pemerintah dalam menentukan kebijakan afirmasi ataupun solusi tepat sasaran untuk dapat menjangkau kelompok rentan lebih dekat selama masa pandemi,” ujarnya.

 Adapun peneliti dari Sajogo Institute, Maksum Syam menjelaskan, ilmu sosial terutama sosiologi berupaya membongkar praktek-praktek ketidakadilan di masyarakat.  Untuk masyarakat adat yang dinilai rentan,  egara harus bisa menemukan energi sosial yang bisa diadopsi dalam kebijakan.  “Pengakuan negara tersebut tidak berbanding lurus dengan  pengakuan sumber daya alam yang dimiliki masyarakat adat, termasuk sumber-sumber agraria milik mereka,” ujarnya.

Berkaitan dengan ketimpangan  pengakuan wilayah adat, data Lembaga Masyarakat Adat di Indonesia menyebutkan  1.034 peta wilayah masyarakat adat seluas 12,4 juta hektar.  Sementara status wilayah yang sudah disertifikasi hanya 563 ribu ha.

Maksum menuturkan,  laporan Inkuiri Nasional  terdapat 40 Masyakat Hutan Adat yang tumpang tindih dengan kasus kehutanan.  Terjadi tumpang-tindih dengan kawasan hutan di bawah Kementerian  Lingkungan Hidup (KLH). Masalah ini meluas dengan kebijakan pemerintah terkait proyek-proyek strategis nasional diantaranya  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), KSPN dan Program Food Estate. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

16 jam lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

40 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

40 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

41 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.