Hindari Pertikaian, Syiah Diminta Tak Jelekkan Sabahat Nabi
Reporter
Editor
Minggu, 29 April 2007 15:58 WIB
TEMPO Interaktif, Surabaya:Ketua PB NU, KH. Hasyim Muzadi mengatakan, pertikaian warga NU dengan penganut Syiah di Bangil beberapa waktu lalu karena ada pihak ke tiga yang memanasinya. "Kasus di Bangil itu karena ada pihak ke tiga yang ingin memecah belah kerukunan umat Islam di Indonesia," kata Hasyim Muzadi dalam acara peluncuran buku biografi (almarhum) KH. Yusuf Hasyim di kantor PW NU Jawa Timur tadi siang (29/4/2007).Seperti pernah diberaiatakan, Kamis lalu (26/4/2006) sekitar 20 orang yang mengatasnamakan kelompok ahlussunah wal jamaah mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Bangil untuk meminta kelompok pengajian Syiah di Bangil, Pasuruan. Oleh kelompok ini, Syiah di Bagil dianggap aliran sesat dan menjelek-jelekkan tiga sahabat di luar sahabat Ali.Menurut Hasyim Muzadi Muzadi, atas kejadian tersebut dia sudah mendatangi dua kelompok yang bertikai tersebut agar tidak melanjutkan rasa permusuhan. Kepada kelompok Syiah dia meminta agar mereka bisa berdakwah secara ilmiah dan membawa kabar kebaikan. "Saya meminta agar penganut Syiah tidak mengucapkan hal-hal yang menyinggung perasaan warga NU seperti menghina tiga sahabat Nabi Muhammad yaitu Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Usman maupun ulama besar Syeik Abdul Qadir Djaelani, Imam Bukhori dan Imam Muslim," kata Hasyim Muzadi.Sebaliknya, kata Hasyim, dia juga meminta agar warga NU tidak mudah tersinggung, apalagi sampai berbuat kekerasan terhadap penganut Syiah. "Warga NU jangan mudah tersinggung dan marah-marah karena hal itu mudah ditunggangi pihak ke tiga," kata Hasyim Muzadi. Menurut dia, pertikaian antara sekelompok penganut Sunah Wal Jamaah dengan Syiah di Bangil tidak lepas dari agenda internasional untuk memecah belah Islam, termasuk umat Islam di Indonesia. "Ini ada kaitannya dengan konflik antara Syiah dan Syuni di Irak dan konflik di Palestina," kata Hasyim Muzadi.Zed Abidien