TEMPO Interaktif, Kupang:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur mengeluarkan rekomendasi agar delapan siswa yang dilarang mengikuti ujian nasional oleh Kepala SMA Efata Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, karena hamil, dapat mengikuti ujian susulan.Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Thobias Uly, mengatakan ujian ulang akan dilaksanakan akhir April dan siswa yang sebelumnya tidak mengikuti ujian dapat mengikutinya. "Pertimbangan kami hanya semata-mata dari aspek kemanusiaan. Karena itu kami sudah mengeluarkan rekomendasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk dipertimbangkan agar delapan siswa itu dapat mengikuti ujian nasional susulan," ujarnya.Menurut Thobias, sikap manajemen SMA Efata yang melarang delapan siswa tersebut untuk mengikuti ujian sebagai tindakan yang tepat, namun pertimbangan kemanusiaan mesti dikedepankan demi masa depan para siswa. "Ada aturan yang mengatur tentang peserta UN, tetapi pemerintah perlu mempertimbangkan aspek kemanusiaan karena proses kehamilan itu dapat dianggap 'musibah' yang tentunya tidak diinginkan siswi yang bersangkutan," ujarnya.Dia berharap Pemerintah Timor Tengah Selatan dapat mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan agar kedelapan siswa itu mengikuti ujian susulan akhir April mendatang bersama-sama siswa-siswi lain yang berhalangan tetap saat ujian 17-19 April lalu. "Kalau memang mereka tidak dapat mengikuti ujian negara susulan, maka mereka harus diberi kesempatan untuk mengikuti ujian Paket C setara ujian nasional," katanya.Menurut Thobias, selain siswi hamil, sejumlah peserta ujian di kabupaten lainnya juga tidak mengikuti ujian akhir itu karena berbagai alasan, seperti enggan bersekolah dan pindah tempat tinggal tanpa pemberitahuan. Jumlah peserta ujian nasional tahun 2007 untuk tingkat SMP/MTs di NTT tahun 2007 mencapai 57.722 orang, terdiri dari peserta jenjang SMA/MA sebanyak 28.915 orang dan peserta jenjang SMK sebanyak 9.221 orang.Jems de Fortuna