Kuburan di IPDN Akan Dibongkar

Reporter

Editor

Selasa, 17 April 2007 05:50 WIB

TEMPO Interaktif, Sumedang:Ketua Tim Evaluasi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Ryass Rasyid menyatakan akan membongkar kasus-kasus kekerasan yang pernah terjadi di kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, ini. "Termasuk membongkar kuburan massal itu bila memang ada," kata Ryass di kampus IPDN kemarin.Kuburan di dalam kampus IPDN ini dicurigai berbagai kalangan sebagai tempat mengubur korban kekerasan yang selama ini terjadi. Selain kuburan, tim ini diminta menelusuri keberadaan sel di salah satu ruangan yang berfungsi untuk menghukum para praja yang dinilai melanggar aturan.Tim bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan delapan anggota ini memulai investigasi di kampus IPDN kemarin. Dalam pertemuan dengan pengelola kampus, Ryass mempersoalkan aksi brutal praja IPDN yang ditayangkan di televisi. "Masak pengelola kampus tidak ada yang melihat," ujarnya.Pertanyaan Ryass itu membuat pengelola IPDN salah tingkah dan memilih diam. Menurut mantan Menteri Otonomi Daerah ini, langkah awal tim yang dipimpinnya adalah membuat peta deskripsi permasalahan di IPDN.Dalam menjalankan tugas, tim dibagi atas tiga kelompok berdasarkan wilayah observasi dan diskusi. Tim pertama, yang beranggotakan Supeno, Eko Budiarjo, dan Muklis Samsudin, mendalami pendidikan, pengajaran, pelatihan, dan evaluasi kurikulum.Tim kedua, yang beranggotakan Arif Rahman, Ryass Rasyid, dan Rini Ryanti, memeriksa manajemen, organisasi, dan pengelolaan keuangan. Adapun tim ketiga, yang beranggotakan Simen Wijaya, Ratna Juwita, dan Nasrudin, mengurusi bidang kemahasiswaan, termasuk tata cara perekrutan praja.Tentang kekerasan di IPDN, Kepala Bidang Pengasuhan IPDN Ilhami Bisri mengatakan kekerasan itu ciptaan para praja sendiri. Mereka juga menciptakan sendiri kegiatan ekstrakulikuler. Ilham menuturkan adanya kompetisi tidak sehat yang timbul. "Itu yang membuat mereka melakukan hal-hal di luar nalar," katanya.Dia mencontohkan, kegiatan ekstrakulikuler drum band Abdi Gita Praja. Di kalangan praja, kegiatan ini cukup prestisius dan "membanggakan". Kebanggaan itu membuat praja peserta drum band rela dipukuli. Kebanggaan ini dibangun melalui seremoni ciptaan mahasiswa yang ditayangkan televisi dalam dua pekan terakhir.Tentang dugaan adanya kuburan, seorang pegawai IPDN membenarkan. Tapi dia membantah ada praja yang dikubur di tempat itu. "Itu kuburan keluarga dosen di sini," ucap pria yang bekerja di IPDN sejak 1990 ini. Dia mengaku masih ingat siapa saja yang dikubur di sana.Menurut pekerja yang enggan disebut namanya ini, di pekuburan pertama di samping kampus ada tujuh jenazah yang dimakamkan. Mereka adalah ibu seorang dosen bernama Kadir Kastela, orang tua dosen Jurman Izwar, ibu dan dosen Saruji Masnira, dua dosen, yakni Lukman Efendi dan Tajudin Mangkaru, serta anak seorang dosen bernama Marjuki.Kuburan lainnya di bagian atas kampus merupakan makam Panji dan Yuser Mokari. Yuser malah belum genap 40 hari dimakamkan di sana. Tujuh makam di samping kampus itu akan dipindahkan berkaitan dengan rencana pembuatan jalan tol. l AHMAD FIKRI | C AMINUDIN

Berita terkait

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

27 Februari 2024

Sekjen Kemendagri: Alumni IPDN Bagian Dari Perekat NKRI

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Suhajar Diantoro, menerima audiensi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas bersama Sivitas Akademika IPDN, di Aula Zamhir Islamie, IPDN Kampus Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

PDN Integrasikan Semua Data

14 Desember 2023

PDN Integrasikan Semua Data

Program Transformasi Digital Nasional, terus dikebut. Salah satunya, dengan membangun Pusat Data Nasional

Baca Selengkapnya

Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

28 Maret 2022

Sekolah Kedinasan STAN Hingga STIN Buka Pendaftaran Mulai 9 April, Cek Daftarnya

Sejumlah sekolah kedinasan mulai dari IPDN, STAN, dan STIN membuka mendaftar pada 9-30 April 2022. Ada delapan instansi yang menerima mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

20 April 2021

Walikota Hendi Terima Tanda Kehormatan Dari IPDN

Hendi mendesain ulang sektor pariwisata di kota Semarang. Program pemulihan ekonomi diantaranya memfasilitasi terbentuknya pasar sehat di tiap kecamatan.

Baca Selengkapnya

IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

20 Juni 2020

IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Terfavorit, Buka 1.200 Formasi

Pendaftar di sekolah kedinasan IPDN membludak, hingga Kamis tercatat 28.758 pelamar.

Baca Selengkapnya

Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

8 Maret 2018

Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Pertama dari IPDN

Megawati Soekarnoputri mendapat gelar doktor honoris causa yang pertama dari IPDN. Megawati dinilai berjasa saat menjadi Presiden RI kelima.

Baca Selengkapnya

Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

16 Januari 2017

Alasan Menteri Tjahjo Usulkan Lulusan IPDN Wajib Militer

Mendagri Tjahjo Kumolo mewacanakan lulusan IPDN ikut wajib
muiliter agar bisa membantu komando rayon militer di daerah
penugasan.

Baca Selengkapnya

Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

18 Juli 2016

Wapres JK: Tempatkan Lulusan IPDN di Luar Daerah Asal

Jusuf Kalla berharap ke depan ada camat di Aceh yang berasal dari Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

15 Maret 2016

Pemerintah Buka Pendaftaran Sekolah Tinggi Ikatan Dinas  

Pemerintah kembali membuka pendaftaran sekolah tinggi ikatan dinas. Pendaftaran bisa dilakukan secara online.

Baca Selengkapnya

Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

30 November 2015

Kata Rektor IPDN Soal Pemukulan Taruna Akmil di Kampus IPDN  

Rektor Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Ermaya Suradinata mengatakan kasus pemukulan di kampusnya dilakukan oleh praja lama.

Baca Selengkapnya