Pencairan Embargo Militer Amerika Terganjal Kasus Timor Timur

Reporter

Editor

Selasa, 12 Agustus 2003 09:46 WIB

TEMPO Interaktif, Makassar:Keinginan pemerintah Indonesia supaya Amerika Serikat mencairkan embargo militer, masih terganjal masalah pelanggaran HAM di Timor Timur pasca jajak pendapat. Sikap Kongres masih keras. Pemerintahan Presiden George Walker Bush diminta jangan terburu-buru memperbaiki hubungan dengan TNI sebelum ada kemajuan reformasi di tubuh tentara. Demikian rangkuman pernyataan Ralph L. Boyce, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, saat menjawab Tempo News Room dalam jumpa pers di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/5) malam. “Betul sudah ada perubahan besar di tubuh TNI, seperti menteri pertahanan dari sipil, Panglima TNI dari angkatan laut dan lain-lain. Tapi masih ada syarat HAM,” katanya Boyce didampingi Konsul Konsulat Jenderal AS di Surabaya, Robert Pollard. Boyce menegaskan pemerintah Amerika mendukung proses reformasi di tubuh TNI. Militer Indonesia dinilai punya prospek ke arah profesionalisme sekaligus bertanggung jawab. Berkait itu, jelasnya, Amerika berharap TNI bertanggung jawab terhadap pelanggaran HAM yang pernah mereka lakukan. Pollard menjelaskan batu sandungan masalah HAM itu diantaranya kerusuhan dan konflik berdarah-darah di Timor Timur pasca jajak pendapat. Diplomat karir itu tidak mengelak pemerintah Indonesia sudah menggelar pengadilan HAM ad hoc yang mengadili perwira militer, polisi dan pejabat pemerintahan yang bertugas di Timor Timur saat kerusuhan itu terjadi. Justru dalam kaitan itu, tambah Pollard, Amerika menunggu bukti selanjutnya kesungguhan penanganan kasus Timor Timur. “Kongres Amerika meminta pemerintah jangan memperbaiki hubungan dengan TNI sebelum ada kemajuan reformasi, khususnya penanganan pelanggaran HAM. Masalah embargo militer, keputusan ada di Kongres dan Gedung Putih,” kata Pollard. Boyce memuji TNI yang telah memperlihatkan kemajuan bagus dalam urusan keadilan dan HAM. Ia berharap hubungan Amerika dan TNI bisa diperbaiki lagi. Boyce juga menyadari Indonesia memang membutuhkan persenjataan dalam menjaga keamanan dalam negeri. “Tapi, masalah pencabutan embargo senjata bagi Indonesia, belum bisa dipenuhi sekarang,” tegasnya. (Muannas)

Berita terkait

Rapor Pemain Timnas Indonesia Bersama Klubnya: Jay Idzes dan Shayne Pattynama

5 menit lalu

Rapor Pemain Timnas Indonesia Bersama Klubnya: Jay Idzes dan Shayne Pattynama

Simak rapor penampilan dua pemain timnas Indonesia, yakni Jay Idzes berama Venezia dan Shayne Pattynama dengan KAS Eupen.

Baca Selengkapnya

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

6 menit lalu

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

Rakernas PDIP yang berlangsung pada 24 sampai 26 April itu akan memutuskan target di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

18 menit lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

19 menit lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Lagu Zico SPOT! (feat. Jennie) Duduki Posisi Teratas Tangga Lagu Korea dan Global

19 menit lalu

Lagu Zico SPOT! (feat. Jennie) Duduki Posisi Teratas Tangga Lagu Korea dan Global

Lagu Zico SPOT! (feat. Jennie) membuktikan kekuatan pengaruh musik Zico dan Jennie

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

19 menit lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

20 menit lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

26 menit lalu

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi yang kronis di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

31 menit lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

37 menit lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya