Penjualan Perempuan Lewat Pelabuhan Jayapura Menurun
Reporter
Editor
Jumat, 23 Maret 2007 10:17 WIB
TEMPO Interaktif, Jayapura:Kapolsek KP3 Laut Jayapura, Ajun Komisaris Bambang Irawan, mengatakan saat ini penjualan perempuan lewat Pelabuhan Laut Jayapura menurun drastis. Hal ini disebabkan razia (sweeping) rutin aparatnya terhadap kapal putih yang bersandar di dermaga Jayapura."Dulu, setiap kapal putih masuk, kita tangkap dua-lima orang perempuan yang akan dijual di Jayapura. Tinggal dikalikan saja, setiap seminggu dua kali kapal putih masuk," katanya kepada Tempo, Jumat (23/3) pagi. Umumnya, perempuan yang ditangkap berasal dari Surabaya, Malang dan Manado.Razia aparat, selain memeriksa KTP atau kartu identitas lain, mereka juga diwajibkan memiliki kelengkapan dokumennya, seperti surat keterangan dari lurah, camat, dan kepolisian yang menyebutkan bahwa orang tersebut benar berasal dari daerahnya dan ke Jayapura untuk kepentingan mencari kerja. Para perempuan itu juga harus dilengkapi surat persetujuan dari orang tua atau wali yang menyatakan anak tersebut akan mencari kerja. "Jika dokumen tidak lengkap, kami langsung pulangkan kembali wanita itu," jelasnya.Umumnya perempuan yang diperjualbelikan akan dipekerjakan pada bar atau panti pijat yang ada di Jayapura. Dalam penyelidikannya, kata Bambang, para perempuan tersebut tertarik bekerja di Jayapura khususnya dan Papua pada umumnya dikarenakan Papua menjanjikan pendapatan uang berlimpah.Meski demikian, kata Bambang, razia itu tidak serta merta menghentikan aktivitas perdagangan perempuan tersebut. "Mereka tetap ada. Salah satu jalannya dengan menggunakan pesawat udara," katanya.Cunding Levi
PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran
24 Juli 2023
PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran
Dipimpin Perdana Menteri Italia, negara-negara dari Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika pada Minggu menyepakati langkah-langkah untuk mencoba memperlambat alur imigran.