KA Lohgawe Anjlok, Jalur Selatan Macet 9 Jam

Reporter

Editor

Senin, 11 Agustus 2003 15:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kecelakaan Kereta Api (KA) kembali terjadi. KA kelas ekonomi Lohgawe jurusan Purwokerto-Jember, Sabtu (4/5) sekitar pukul 17.30 WIB, tegelincir dari rel KA di sekitar stasiun Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Meskipun tidak memakan korban jiwa, akibat peristiwa naas tersebut sepanjang jalur selatan mengalami kemacetan sekitar 9 jam. Kepala Bagian Lintasan PT Ketera Api Daerah Operasional (Daop) Madiun, Zulkarnain, dalam keterangannya kepada Tempo News Room mengatakan, kejadian tersebut kemungkinan besar disebabkan adanya kerusakan material pada lintasan. Menurut perkiraannya, ada satu kayu balok di lintasan tersebut yang keropos. Ketika dilalui kereta, kayu tersebut tidak kuat menahan beban. Akibatnya, posisi kereta menjadi sedikit renggang dan roda KA pun keluar dari rel. "Namun analisis ini masih bersifat dugaan. Kami akan melakukan penelitian lebih lanjut, karena peristiwa ini bisa menimbulkan kesan yang kurang baik di mata masyarakat pengguna kereta api," kata Zulkarnain, Minggu (5/5) Berdasarkan pantauan Tempo News Room di lokasi kejadian sepanjang Sabtu (4/5) malam hingga Minggu (5/5) dini hari, KA Lohgawe dengan nomor lokomotif 20153 tersebut berangkat dari Purwokerto menuju Jember pada Sabtu (4/5) siang. Ketika memasuki stasiun Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, KA yang terdiri dari delapan gerbong tersebut berhenti, karena berpapasan dengan KA Bangun Karta, jurusan Jombang-Jakarta. Setelah KA Bangun Karta lewat, KA Lohgawe dengan masinis Sunarno itu kembali berjalan. Ketika melaju 200 meter dari stasiun Sukomoro, KA Lohgawe bermaksud pindah lintasan dari rel pemberhentian menuju rel utama. Perindahan rel untuk gerbong bagian depan tidak menaglami masalah. Namun, ketika gerbong terakhir masuk ke rel utama, roda KA tergelincir dari rel. Karena gerbong bagian belakang anjlog, masinis Sunarno langsung menghentikan laju KA. Akibat peristiwa itu, tak pelak para penumpang menjadi panik. Begitu KA berhenti, mereka berhamburan keluar gerbong. Mereka menjerit-jerit, menduga telah terjadi tabrakan KA. Agar penumpang tidak telantar, ratusan penumpang oleh petugas stasiun Nganjuk dan stasiun Sukomoro, dipindah ke gerbong 1, 2 dan 3 untuk melanjutkan perjalanan menuju Jember. Sedangkan gerbong empat sampai delapan terpaksa ditinggalkan. Karena empat gerbong yang melintang di jalur utama tersebut, jalur selatan macet total. Seluruh KA dari arah barat berhenti di sejumlah stasiun. Diantaranya stasiun Madiun, Caruban dan Nganjuk. Sementara itu KA yang berasal dari arah timur berhenti di stasiun Jombang, Kertosono dan Baron. Untuk mengevakuasi lima gerbong yang tertinggal tersebut, Daerah Operasional (Daop) Madiun mengerahkan sedikitnya 50 orang petugas. Setelah melalui perjuangan berat sepanjang Sabtu malam, rangkaian gerbong tersebut baru bisa diseret dari jalur utama, Minggu (5/5) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. (Dwidjo U.Maksum)

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 menit lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

15 menit lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

22 menit lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

23 menit lalu

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

Pembangunan Masjid Albarkah di Cakung, Jakarta Timur mangkrak setelah uang pembangunan diduga dibawa kabur kontraktor.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

24 menit lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

25 menit lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

26 menit lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

27 menit lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

30 menit lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya