TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Pengepungan Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, masih berlanjut hingga Senin dini hari, 18 September 2017. Massa menuntut masuk ke dalam gedung karena menduga acara seni Asik-asik Aksi itu sebagai kelanjutan dari Seminar Sejarah 1965 yang dibubarkan polisi Sabtu kemarin.
Berdasarkan pantauan Tempo, massa yang berasal dari Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI), Bamus Betawi dan Ormas Bang Japar itu ditemui oleh Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid. Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis yang turun langsung pun bernegosiasi dengan perwakilan massa dan Usman di depan pagar gedung.
Massa menuntut masuk ke dalam gedung untuk memastikan tak adanya atribut PKI yang terpampang di dalam acara seni Asik-Asik Aksi itu. Namun negosiasi pun berjalan alot Usman tak memperbolehkan massa masuk ke dalam gedung.
Idham mencoba menengahi masalah ini dengan meminta agar massa mempercayai polisi untuk memeriksa gedung itu. "Nanti polisi yang melakukan proses penyelidikan," kata Idham.
Opsi itu sebenarnya telah diterima oleh Usman cs namun ditolak oleh massa. Sekjen Bamus Betawi, Eki Pitung, bahkan mengancam akan terus mengepung gedung LBH Jakarta jika perwakilan massa tidak diizin langsung untuk memeriksa kantor LBH untuk memastikan tidak ada atribut Komunis
Hingga saat ini negosiasi pun masih berjalan dengan alot dan massa masih terus mengepung gedung LBH Jakarta.
Pada Sabtu kemarin polisi membubarkan Seminar Sejarah 1965. Usman dalam keterangan pers di kantor LBH Jakarta sempat mengatakan bahwa pembubaran seminar itu karena polisi mendapat tekanan dari sejumlah kelompok yang mengaku anti PKI.
IRSYAN HASYIM
Berita terkait
Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?
29 Juni 2019
Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaYLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan
24 Desember 2018
Menurut YLBHI, penyelidik Polda Metro Jaya minim memeriksa orang tak dikenal yang berada di sekitar lokasi penyerangan Novel Baswedan.
Baca SelengkapnyaCrane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi
6 Desember 2018
Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.
Baca SelengkapnyaYLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan
27 November 2018
YLBHI mendesak Kejaksaan Tinggi Jakarta menghapus aplikasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat yang dinamai dengan Smart Pakem.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes
13 Agustus 2018
Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan
13 Agustus 2018
Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item
26 Juli 2018
Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Disambut Seruan Stop Reklamasi di Kantor YLBHI
15 Mei 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambut seruan "Tolak reklamasi" saat mengunjungi kantor YLBHI, Senin malam.
Baca SelengkapnyaKunjungi YLBHI, Anies Baswedan Janjikan Perda Bantuan Hukum
15 Mei 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji kepada YLBHI akan meneruskan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang bantuan hukum
Baca SelengkapnyaTak Ada Terjemahan Resmi KUHP, Penegakkan Hukum Jadi Berbeda
11 Maret 2018
Presiden Jokowi diminta segera menetapkan terjemahan resmi KUHP.
Baca Selengkapnya