Kontras Yakin Dokumen TPF Munir Tak Hilang

Reporter

Rabu, 6 September 2017 22:14 WIB

Sejumlah aktivis HAM KontraS saat mengirimkan ribuan kartu pos "Postcard From Heaven" untuk Presiden Joko Widodo di Kantor Sekertariat Negara, Jakarta, 17 Januari 2017. Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengumumkan dokumen hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta terkait pembunuhan aktivis HAM Munir kepada masyarakat. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani meminta Presiden Joko Widodo untuk segera membuka dokumen hasil Tim Pencari Fakta untuk kasus pembunuhan Munir Said Thalib. Sebab, dia meyakini dokumen TPF Munir tidak hilang dari Sekretariat Negara.

"Harusnya ini (laporan TPF Munir) ditindaklanjuti oleh presiden,” kata Yati di kantor Imparsial, Jakarta Selatan, Rabu, 6 September 2017.

Baca : 13 Tahun Munir, Eks Anggota TPF Munir Pertanyakan Dokumen yang Hilang

Menurut dia, tidak boleh ada lagi keraguan dari pemerintah untuk membuka laporan tersebut pasca-putusan Komisi Informasi Pusat yang memutuskan dokumen tersebut terbuka untuk publik. “Kalau tidak ada kemauan dari presiden untuk membuka, ini menjadi preseden buruk di pemerintahan Jokowi dan akan ada konsekuensi politik dan moral,” kata Yati.

Sebelumnya, Kontras memenangkan gugatan terhadap Sekretariat Negara terkait permohonan agar pemerintah mempublikasikan laporan tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Istana membantah tak memiliki dokumen tersebut.

Baca : Mantan Anggota TPF Munir Kecewa Temuan Tak Ditindaklanjuti Jokowi

Dokumen itu disebut sejumlah pihak hilang di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, SBY melalui mantan Mensesneg Sudi Silalahi telah menyerahkan salinan dokumen kepada pemerintahan Joko Widodo.

Mantan anggota Tim Pencari Fakta Kasus Munir, Amiruddin Al-Rahab, menyarankan agar Presiden memanggil kembali sejumlah pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan TPF Munir tersebut. Menurut dia, langkah ini dapat menjalin dialog untuk saling memverifikasi temuan dari tim pencari fakta. “Diundang saja ke Istana, kita bisa saling verifikasi,” ujarnya.

Dari pertemuan itu, menurut dia, presiden pun dapat merumuskan langkah lanjutan untuk menyikapi temuan TPF tersebut. “Apakah akan dibentuk penyidik, atau ditugaskan kepada TPF untuk mengambil langkah yang diperlukan,” kata Amiruddin. Ia meminta kasus Munir diselesaikan secara tuntas.

ARKHELAUS

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

34 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

36 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

42 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

42 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

43 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

43 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

47 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

51 hari lalu

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya