Kosta Rika Dukung Indonesia Jadi Anggota DK PBB

Reporter

Senin, 4 September 2017 05:01 WIB

Menteri Luar Negeri Kosta Rika, Manuel Antonio Gonzales Sans dan Menlu Retno LP Marsudi di Gedung Pancasila, Jakarta, Minggu, 3 September 2017. Tempo/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta- - Kosta Rika mendukung Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB). Dukungan itu disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Kosta Rika, Manuel Antonio Gonzales Sans kepada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Gedung Pancasila, Jakarta, kemarin.





"Indonesia menghargai dukungan Kosta Rika atas pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2010," kata Menlu RI dalam konferensi pers bersama usai pertemuan.





Menlu Gonzales mengungkapkan kedua negara banyak memiliki kesamaan posisi dalam menanggapi isu-isu global seperti isu perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan. "Kami juga menghargai kepemimpinn Indonesia di ASEAN," kata Gonzales.



Advertising
Advertising



Lawatan Gonzales kali ini juga bertujuan untuk meresmikan kedutaan besar Kosta Rika di Jakarta. Niat untuk membuka kedutaan bertepatan dengan 32 tahun hubungan diplomatik kedua negara telah disampaikan Kosta Rika saat Menlu RI menghadiri SEALAC di San Jose pada 2015 lalu. "Saya bahagia dapat merealisasikannya," kata Gonzales.





Menurut Retno, Kedubes Kosta Rika merupakan perwakilan negara sahabat ke-104 di Jakarta, dan yang ke-12 untuk negara-negara Amerika Selatan dan Karibia. ""Kehadiran Kedubes Kosta Rika semakin mengukuhkan Jakarta sebagai Ibukota ASEAN," kata Retno dalam jumpa pers bersama.





Dalam pertemuan bilateral, kedua negara juga membahas kerja sama di bidang perdagangan. Meski nilainya belum besar, trend kenaikan perdagangan bilateral mencapai dua kali lipat pada 2016 dibandingkan pada 2015. Yakni sebesar US$ 59,6 juta pada 2016 dari US$ 30,2 juta pada 2015.





Di bidang pendidikan kedua negara sepakat untuk meningkatkan pertukaran pelajar. "Saat ini sudah ada delapan anak muda Kosta Rika yang menggunakan beasiswa yang ditawarkan Indonesia," kata Menlu Retno.





Selain itu, kerja sama lain yang potensial dikembangkan adalah di bidang energi terbarukan. Di Kosta Rika, hampir 100 persen energi menggunakan hidro dan geothermal. Di bidang infrastruktur, Indonesia menawarkan PT INKA untuk membangun jaringan rel di Kosta Rika. Kerja di bidang pengelolaan risiko bencana juga menjadi salah satu yang potensial dikembangkan.





Pada kesempatan jumpa pers, Menlu Gonzales juga menyampaikan kecaman terhadap uji coba nuklir Korea Utara. "Kosta Rika mengecam sekeras-kerasnya aksi provokatif Korea Utara, yang tidak hanya membahayakan Semenanjung Korea, tetapi juga keamanan global," kata Gonzales.





NATALIA SANTI

Berita terkait

Menlu RI: Samudera Pasifik Bukan Pemisah tapi Penghubung

23 Agustus 2015

Menlu RI: Samudera Pasifik Bukan Pemisah tapi Penghubung

Indonesia mendorong peningkatan kerja sama kawasan Asia Timur dan Amerika Latin

Baca Selengkapnya

Di Kosta Rika, Merpati Jadi Kurir Narkoba

15 Agustus 2015

Di Kosta Rika, Merpati Jadi Kurir Narkoba

Sebelumnya, narkoba juga pernah dikirim lewat kucing dan iguana.

Baca Selengkapnya

Kosta Rika, Presiden Perempuan Menang Pemilu

8 Februari 2010

Kosta Rika, Presiden Perempuan Menang Pemilu

Satu-satunya presiden perempua pertama di Amerika Tengah.

Baca Selengkapnya

Kokain dalam Hadiah Natal

31 Desember 2008

Kokain dalam Hadiah Natal

Seorang perempuan Spanyol berusia 20 tahun yang tertangkap di San Jose, Kosta Rika, lantaran membawa 17 kilogram paket kokain yang dikemas sebagai hadiah Natal.

Baca Selengkapnya

AS Peringatkan Rusia Hentikan Serangan

10 Agustus 2008

AS Peringatkan Rusia Hentikan Serangan

Gedung Putih, Minggu (10/8) sore ini di Beijing, memberi peringatan keras kepada Rusia supaya menghentikan serangan terhadap Georgia atau akan menanggung resiko retaknya hubungan antara kedua negara.

Baca Selengkapnya