TEMPO.CO, Bandung—Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung menerima pasien anak kembar siam (Conjoint Twin Abdominophygophagus) berusia 3 tahun 10 bulan berjenis kelamin perempuan. Namun, dokter menyatakan kedua bocah itu tidak dapat dipisahkan.
Kedua anak kembar dempet itu berbobot 18 kilogram. Mereka lahir 29 Oktober 2013 di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dalam kondisi dempet perut dan memiliki tiga kaki. Keluarganya berasal dari Kampung Padasari, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Setelah menjalani pemeriksaan secara mendalam, dokter mendapati kelainan organ seperti hati kedua bayi yang juga dempet, dan beberapa tulang yang tumbuh tidak pada posisinya. Kondisi keduanya kini dalam keadaan stabil.
“Banyak organ yang hanya ada satu, seperti saluran ginjal, pembuluh darah, dan beberapa tulang yang menyatu, kedua bayi tidak dapat dipisahkan,” kata Ketua Tim Penanganan Kembar Siam Rumah Sakit Hasan Sadikin Sjarif Hidajat, Senin, 28 Agustus 2017.
Menurut dokter spesialis konsultan anak itu, yang bisa dilakukan tim dokter hanya melakukan operasi sederhana pada tungkai kaki. Berdasarkan indikasi medis, terdapat satu kaki yang sering dikeluhkan sakit oleh pasien, dan mengganggu mobilitas pasien.
Pasien kembar itu menjalani rawat inap di Hasan Sadikin sejak 25 Agustus 2017. Sebelumnya, kedua anak yang dinamai Alputri Anugrah dan Alputri Dewiningsih itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kijang di Kabupaten Bintang, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Angkatan Laut, kemudian ke Ruamh Sakit Awal Bros Riau, hingga ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.