Presiden Jokowi Minta Staf Kepresidenan Kaji Anggaran Pendidikan

Reporter

Senin, 28 Agustus 2017 19:52 WIB

Kepala Staf Kepresidenan RI Teten Masduki. TEMPO/Maria Fransisca

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta staf kepresidenan menelisik penggunaan anggaran pendidikan.

"Saya lagi ditugasi, walaupun masih informal, belum jadi policy. Harus melihat kebijakan pendidikan dari segi anggarannya, yang Rp 400 triliun ini mau dipakai apa? Kalau APBN naik, otomatis anggaran pendidikan naik. Belum tentu kemampuan birokrasi pendidikan kita bisa menyerap anggaran dengan berkualitas," kata Teten saat mengisi kuliah umum di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Senin, 28 Agustus 2017.

Baca juga: Mendikbud: Daerah Jangan Kurangi Dana Pendidikan 20 Persen

Teten mengatakan kenaikan alokasi anggaran pendidikan sejalan dengan naiknya volume APBN yang dinilai belum menunjukkan perkembangan signifikan di dunia pendidikan. "Pertumbuhan ekonomi dua kali lipat tidak terjadi. Angka kemiskinan dan pengangguran turun, tidak terjadi. Berarti ada yang salah dengan sistem penganggaran kita," kata dia.

Menurut Teten, potret penggunaan anggaran pendidikan belum tentu tepat sasaran. "Anggaran pendidikan kita itu 20 persen dari APBN, sekarang kira-kira Rp 400 triilun setiap tahun. Kalau kita jujur, penggunaan anggaran pengalokasiannya belum tentu tepat. Kita mau lihat dulu ini, karena kuncinya ada di pendidikan untuk bisa mencapai visi 2045,” kata dia.

Teten mengatakan, Presiden Jokowi tengah menyiapkan konsep visi 2045. “Kira-kira adalah 28 tahun dari sekarang, banyak ahli, termasuk Bank Dunia memprediksi ketika 2045 Indonesia berusia satu abad, kita akan menjadi negara keempat terbesar di dunia setelah Cina, Amerika, dan India,” kata dia.

Teten melanjutkan pendidikan menjadi cara untuk mencapai visi tersebut. “Presiden berpikir, negara harus memberikan skill of life bagi masyarakat Indonesia, memberikan keterampilan supaya bisa hidup sejahtera dan makmur. Bukan hanya bekerja di pasar tenaga kerja dalam negeri, tapi juga sanggup di pasar tenaga kerja dunia. Karena itu beliau minta pendidikan vokasional itu diperhatikan oleh para ahli pendidikan,” kata dia.

Simak pula: Menristekdikti Minta Uang Kuliah Tidak Naik Tahun Ini

Teten mengatakan, situasinya yang terjadi kini sebaliknya. “Mayoritas lulusan SMK malah mengisi diklat-diklat. Jadi ada yang salah kaprah dalam pengelolaan SMK. Kita punya 31 ribu SMK,” kata dia.

Staf Kepresidenan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang membuat pilot project pendidikan vokasional yang meniru praktik di Jerman dan Belanda. “Kantor saya dengan Kemendikbud dengan pmerintah Belanda bikin pilot project SMK pertanian di Subang dan Jember,” kata Teten.

Menurut Teten, kurikulum pendidikan kejuruan di Jerman misalnya, dirancang mengikuti kebutuhan industri. “Mereka ada prediksi, melakukan assesment kebutuhan lapangan kerja di dunia, per sektor. Lalu dirumuskan kompetensinya, kemudian itulah yang menjadi kurikulum di SMK sampai D4. Beberapa manajer perusahana pabrik itu di sana lulusan D4, D3. Kalau program doktor mencetak ilmuan, peneliti, inovator-inovator baru, bukan pekerjaan yang teknis. Ini yang harus dibenahi,” kata dia.

Teten mengatakan, Menteri Keuangan juga tengah menyiapkan skema anggaran pendidikan. “Kalau ada, setiap penambahan (anggaran pendidikan), kita masukkan menjadi dana abadi pendidikan. Jadi tidak dihabiskan, diboroskan, tapi dikelola dalam bentuk dana abadi pendidikan yang akan diprioritaskan mengirim anak-anak muda terbaik masuk di perguruan tinggi kelaus dunia,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

2 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

2 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

3 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

4 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

6 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

7 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

7 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

10 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

12 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya