Karang Taruna Pelita Mas Banjarnegara Olah Jerami Jadi Karya Seni
Editor
Untung Widyanto koran
Minggu, 27 Agustus 2017 17:46 WIB
TEMPO.CO, Banjarnegara - Karang Taruna Pelita Mas mengolah jerami, limbah sisa panen di sawah menjadi barang pajangan yang menarik. Mereka menampilkan karyanya itu dalam Festival Jerami di Jalan Baru Pucang Banjarnegara pada Sabtu, 26 Agustus 2017.
"Yang mengerjakan ini pemuda, ada yang sudah kerja dan ada yang masih sekolah. Kami membuatnya di waktu senggang," kata pengurus Karang Taruna Pelita Mas, Desa Gentansari, Pagedongan, Banjarnegara, Pawit Wahono.
Memang, jerami-jerami tersebut dibuat dengan beragam bentuk. Antara lain replika alutsista tank dan meriam. Ada yang berbentuk rumah, candi, burung, dan ulat bulu. Beragam tampilan tersebut yang membuat warga datang berbondong-bondong untuk berswafoto.
Beragam replika berbahan jerami itu berawal dari tangan-tangan terampil sejumlah pemuda di Banjarnegara. Karang Taruna Pelita Mas satu di antara kelompok pemuda yang menginisiasi pembuatan patung berbahan jerami tersebut.
Pawit mengatakan, ide pembuatan patung berbahan jerami itu berawal dari keprihatinan bersama terhadap pencemaran limbah di sawah penduduk. Biasanya, selama ini jerami yang merupakan sisa hasil panen petani biasa dibakar sehingga menimbulkan pencemaran udara. Padahal, jika mau, jerami itu dapat diolah kembali menjadi barang bernilai guna.
Selain itu, kata Pawit, petani dapat mengolahnya kembali menjadi pupuk kompos yang berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman. "Kami berharap pembakaran jerami oleh petani bisa dikurangi. Sebaiknya ditumpuk saja biar jadi pupuk alami atau diolah menjadi kompos," katanya.
Kelompoknya, hanya bermodal sekitar Rp 500 ribu, tiga patung raksasa seperti tank, meriam, ulat bulu berbahan jerami itu berhasil tercipta jadi karya seni yang unik. Bahan jerami sebanyak 3 mobil pick up disusun dan dipadatkan sesuai dengan kerangka bambu dan kayu di dalamnya. Adapun pengikatnya menggunakan tali rafia dan paku.
"Di luar kegiatan ini, kami juga secara sukarela selalu sosialisasi ke masyarakat untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan, termasuk terkait pemanfaatan limbah," katanya.
Handoko, 45 tahun, seorang warga yang hadir pada Festival Jerami merasa terpukau oleh karya seni berbahan Jerami. Menurutnya, selama ini jerami dianggap limbah yang tidak bernilai ekonomis. "Karya seni ini dapat memberikan edukasi tentang fungsi lain jerami," tuturnya.
BETHRIQ KINDY ARRAZY