TEMPO.CO, Jakarta - Dari 400 museum yang ada di Indonesia hanya 15 persen yang masih berfungsi aktif. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan ratusan museum tidak dapat hidup karena berbagai persoalan.
Misalnya tidak memiliki kurator hingga persoalan manajemen yang buruk. Ia menyebutkan pemerintah memang tidak memiliki anggaran untuk mengakomodasi kurator museum di seluruh Tanah Air.
Untuk itu cara yang tepat untuk membangkitkan museum adalah mengadakan acara pameran di daerah-daerah. “Bikin pameran koleksi inti, yang seluruh Indonesia tahu,” kata Hilmar di Museum Tekstil Jakarta, Ahad, 20 Agustus 2017.
Hilmar menjelaskan pemerintah daerah yang memiliki museum aktif bisa menyelenggarakan pameran. Pameran nantinya berisi produk-produk budaya seperti kain khas di setiap daerah. Konsep pameran dirancang agar bisa keliling ke daerah. Pemerintah daerah pun bisa berkontribusi dengan mengeluarkan ragam koleksi di daerah tersebut.
Menurut Hilmar yang disiapkan adalah narasi dan identitas setiap barang yang dipamerkan. “Koleksi intinya keliling karena ini dibilang kumpulan masterpiece, begitu sampai di daerah dilengkapi dengan koleksi daerah,” ujar dia. Bahkan masyarakat yang memiliki barang-barang layak pameran bisa ikut serta.
Langkah awal, kata Hilmar, bisa dengan membentuk panitia dari berbagai elemen. Termasuk kementerian dan lembaga dilibatkan. Ia menilai dengan adanya pameran itu maka kesadaran masyarakat tentang upaya pelestarian budaya akan muncul. Selain itu minat kunjungan ke museum milik pemerintah juga akan meningkat. Saat ini kesadaran publik mengunjungi museum milik pemerintah masih kurang. Padahal, ujar Hilmar, tiket yang dibebankan hanya Rp 5 ribu.